Naikan Level Kitab Kuning, Warga Garut Gelar Pengajian di Hotel Berbintang

- 13 Oktober 2022, 19:40 WIB
Ratusan jemaah Perkumpulan Karasa (Kajian Rutin Malam Selasa) mengikuti kajian kitab kuning yang dilaksanakan di ballroom salah satu hotel berbintang di kawasan  Cipanas, Tarogong Kaler, Garut.
Ratusan jemaah Perkumpulan Karasa (Kajian Rutin Malam Selasa) mengikuti kajian kitab kuning yang dilaksanakan di ballroom salah satu hotel berbintang di kawasan Cipanas, Tarogong Kaler, Garut. /kabar-priangan.com/Aep Hendy/

KABAR PRIANGAN - Pada umumnya pengkajian kitab kuning dilakukan di masjid, pesantren, madrasah, atau rumah guru. Namun ada yang unik yang dilakukan warga di Garut yang menggelar kajian kitab kuning di ballroom sebuah hotel berbintang.

Kegiatan tersebut digelar sejumlah warga yang tergabung dalam Perkumpulan Karasa (Kajian Rutin Malam Selasa). Tak tanggung-tanggung, kegiatan diikuti ratusan jemaah yang berasal dari berbagai daerah. 

"Ada perasaan yang begitu bangga ketika melihat jemaah berbondong-bondong datang untuk mengikuti kajian kitab kuning. Mereka turun dari mobil pribadi maupun odong-odong dan masuk ke dalam hotel dengan mengenakan sarung dan membawa kitab," komentar salah seorang jemaah, H. Sukandar (45).

Baca Juga: Garut Belum Aman dari Ancaman Paham Radikalisme

Ia mengaku awalnya tak mengira jika Perkumpulan Karasa akan menjadi sebesar ini. Kini jemaahnya berdatangan dari berbagai daerah di Garut bahkan tak sedikit pula yang berasal dari kota/kabupaten lain di Jawa Barat.

Menurut Sukandar, pada awalnya kajian kitab kuning dilaksanakan di rumah Ajengan A Maki Muhyiddin di kawasan Pesantren Al-Halim, Kecamatan Tarogong Kaler. Saat itu jumlah jemaah hanya terdiri dari beberapa orang saja.

Jemaah yang mengikuti kajian, tutur Sukandar, menamakan kelompok mereka Perkumpulan Karasa karena kajian memang selalu dilaksanakan setiap malam Selasa. Ada pun kitab yang dikaji yakni kitab kuning karya Syekh Ahmad Ibnu Muhammad Ibnu Atha’illah As-Sakandari, Al-Hikam dan beberapa kitab lainnya.

Baca Juga: Puluhan Motor Berkenalpot Bising Diamankan Polisi dari SMAN 3 Garut

"Seiring berjalannya waktu, jumlah jemaah yang mengikuti pengajian terus bertambah hingga mencapai ratusan orang. Saat ini jumlah jemaah sudah mencapai lebih dari 500 orang yang berasal dari berbagai macam profesi dan sejumlah kabupaten/kota di Jawa Barat," katanya.

Diungkapkan Sukandar, terus bertambahnya jumlah jemaah kajian kitab kuning ini tentu saja membuatnya kaget. Padahal di era digital seperti ini, ngaji kitab kuning yang bersanad langsung ini secara perlahan sudah mulai ditinggalkan.

Halaman:

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x