Tempe Langka di Pasaran, Disperindag Garut Akan Gelar Operasi Pasar Kacang Kedelai

- 2 November 2022, 19:54 WIB
Salah seorang pengrajin tempe di Kecamatan Pangatikan, Garut, memperlihatkan tumpukan papan yang biasanya berisi tempe yang sedang difermentasi. Sejak beberapa hari terakhir, tumpukan papan itu kosong karena ia memilih berhenti memproduksi tempe menyusul mahalnya harga kedelai.
Salah seorang pengrajin tempe di Kecamatan Pangatikan, Garut, memperlihatkan tumpukan papan yang biasanya berisi tempe yang sedang difermentasi. Sejak beberapa hari terakhir, tumpukan papan itu kosong karena ia memilih berhenti memproduksi tempe menyusul mahalnya harga kedelai. /kabar-priangan.com/Aep Hendy/

Faktor pertama, tutur Gania, terjadinya kelangkaan kapal kargo, dari negara luar ke Indonesia. Kedua, terjadinya kelangkaan kontainer, dan yang ketiga adanya faktor geopolitis. 

Baca Juga: KAMMI Audiensi ke Komisi IV DPRD Garut, Bahas Perda Kepemudaan

Sehingga kalau kita memecahkan per kabupaten tentu akan sangat sulit karena memang kebijakannya berada di wilayah Kementerian Perdagangan dan Ekspor Impor.  

Menurut Gania, berdasarkan informasi dari Departemen Pertanian, kebutuhan kedelai itu sekitar 2.842.222 ton per tahun. Untuk dapat memenuhi kebutuhan tersebut, selama ini negara Indonesia masih bergantung kepada negara Amerika atau negara luar. 

Permasalahan harga kedelai ini diungkapkan Gania juga menjadi dilema tersendiri. Hal ini dikarenakan jika kedelai impor itu mampu menjual ke Indonesia dengan harga 5 ribu, maka para petani kedelai lokal tidak akan mampu menjual dengan harga yang sama.

Baca Juga: Dua Pasien Gagal Ginjal Akut Sedang Diobservasi di RSUD Garut

"Ini satu kondisi yang sebetulnya sangat menyakitkan. Tatkala impor kedelai menjadi prioritas, sementara kacang kedelai kita tidak mampu memiliki daya saing dan ini tentu menjadi tugas kita bersama untuk mengatasinya," ujar Gania.***

 

Halaman:

Editor: Nanang Sutisna


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah