KABAR PRIANGAN - Pembangunan penataan kota berupa semipedestrian di Jalan HZ Mustofa Kota Tasikmalaya sudah rampung 100 persen. Kini kawasan semipedestrian tersebut sudah banyak dikunjungi warga yang memanfaatkannya dengan melakukan swafoto baik pribadi, teman, maupun keluarga dan kerabat.
Pemasangan ornamen berupa payung kuncup, lampu dan kelom geulis ukuran besar di lokasi semipedestrian Jalan HZ Mustofa menjadi daya tarik sendiri bagi masyarakat Kota Tasikmalaya untuk berkunjung ke tempat tersebut.
Bahkan warga yang datang ke Jalan HZ Mustofa dan Jalan Cihideung tidak hanya dari Kota Tasikmalaya saja, melainkan dari beberapa wilayah yang berdekatan dengan kota ini seperti Kabupaten Tasikmalaya dan Kabupaten Ciamis.
Tak heran kawasan yang baru dibangun Pemerintah Kota Tasikmalaya dengan menghabiskan anggaran pembangunan sekitar Rp 9 miliar --Rp 5 miliar Jalan HZ Mustofa dan Rp 4 miliar Jalan Cihideung-- tersebut setiap harinya menjadi destinasi wisata baru Kota Tasikmalaya yang selalu dipenuhi masyarakat terutama akhir pekan.
Namun di balik daya tarik kawasan semipedestrian Kota Tasikmalaya tersebut, muncul sejumlah permasalahan. Salah satunya adanya anggapan bahwa kawasan semipedestrian yang dibuat di Jalan HZ Mustofa dan Jalan Cihideung kurang berpihak terhadap keberadaan kaum difabel.
Hal itu terbukti dengan terhalangnya jalur difabel yang telah dibuat di lokasi tersebut oleh ornamen kelom beukuran besar di sejumlah titik, sehingga akan sangat berbahaya bila masyarakat disabilitas melewati jalur tersebut.
Ketua Yayasan Tunanetra Al-Hikmah Cintarasa Kecamatan Tawang Kota Tasikmalaya Mamat Rahmat mengaku, dirinya sudah mendengar di Jalan HZ Mustofa dan Jalan Cihideung Kota Tasikmalaya kini dijadikan kawasan semipedestrian yang banyak didatangi warga.