Pihaknya pun sudah melaporkan keberadaan mereka kepada pemerintahan desa setempat yang kemudian diteruskan ke tingkat kecamatan.
Disebutkannya, mereka bisa sampai tinggal di Perumahan Bumi Malayu Asri karena dijemput dan difasilitasi oleh pihak Pesantren Limus Bunder. Para korban sebelumnya ternyata pernah jadi santri pesantren yang berlokasi di wilayah Kecamatan Tarogong Kidul tersebut.
Baca Juga: Jumlah LGBT di Garut Mencapai 3 Ribuan, Ceng Aam: Mereka Berani Terbuka
"Kami sama sekali tidak keberatan dengan keberadaan mereka di wilayah kami ini. Bahkan kami pun sangat ingin membantu meringankan beban mereka," ujar Saepulloh.
Namun tuturnya, yang dikhawatirkan pihaknya akan terjadi miss persepsi dari pihak pemerintahan di Cianjur jika keberadaan para korban gempa di Garut bukan karena adanya inisiatif pribadi.
Warga Cianjur yang merupakan korban gempa yang jumlahnya 7 KK yang sekarang tinggal di kawasan Perum Bumi Malayu Asri ini, tambahnya, tinggal di tiga rumah yakni di blok G-4, G-5, dan G-6. Mereka dititipkan oleh pihak Pesantren Limus Bunder dengan status menyewa rumah.***