Indikasi Monopoli Benang di Tasikmalaya Bikin Sulit Pengusaha Bordir, Setengahnya Telah Gulung Tikar

- 28 Desember 2022, 19:46 WIB
Seorang pekerja memantau pengoprasian mesin bordir komputer di Desa Cimawate Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya. Sulitnya mendapatkan bahan baku karena indikasi monopoli jual beli benang kini menjadi persoalan yang dihadapi para pengusaha bordir Tasikmalaya.*
Seorang pekerja memantau pengoprasian mesin bordir komputer di Desa Cimawate Kecamatan Sukaraja Kabupaten Tasikmalaya. Sulitnya mendapatkan bahan baku karena indikasi monopoli jual beli benang kini menjadi persoalan yang dihadapi para pengusaha bordir Tasikmalaya.* /kabar-priangan.com/Istimewa

KABAR PRIANGAN - Para pengusaha bordir yang tergabung dalam Paguyuban Pengusaha Bordir Tasikmalaya kini dihadapkan dalam kondisi yang serba sulit. Selain akibat dampak pandemi Covid 19 kemarin, kesulitan bertambah manakala susah memperoleh bahan baku benang.

Pengusaha bordir mengindikasi adanya upaya monopoli dalam jual beli benang di Tasikmalaya. Kondisi demikian makin menipiskan keuntungan yang diperoleh. Bahkan dampaknya kini kian terlihat dengan jumlah pengusaha bordir di Kabupaten Tasikmalaya yang hampir separuhnya telah gulung tikat.

Dulu anggota Paguyuban Bordir Tasikmalaya mencapai 100 orang lebih, namun kini hanya tinggal 50 persennya saja. Banyak pengusaha bordir Tasikmalaya akhirnya menyerah dan banting setir pada usaha lain.

Baca Juga: Ustaz Azam Elhaq Isi Tausiah di Masjid Agung Kota Tasikmalaya, Dihadiri Ribuan Jemaah

Tidak sedikit pula menjual peralatan mesin bordir mereka untuk menutupi piutan serta biaya operasional yang telah dikeluarkan.

"Bisa terlihat saat ini, jumlah yang tergabung di Paguyuban Bordir Tasikmalaya dari 100-an anggota, kini sudah hampir 50 persen yang gulung tikar. Benar-benar masa sulit," kata Ketua Paguyuban Pengusaha Bordir Tasikmalaya, Agus Husaeni, ketika melakukan audensi dengan Komisi II DPRD Kabupaten Tasikmalaya, Rabu 28 Desember 2022.

Dalam pertemuan tersebut, mereka membahas berbagai keluhan. Salah satunya terkait dugaan adanya monopoli bahan baku bordir yang berimbas pada runtuhnya separuh atau 50 persen pengusaha bordir di Kabupaten Tasikmalaya.

Baca Juga: Berkunjung ke Garut, Kapolda Sarankan Polsek Tak Lakukan Penahanan

Kata Agus, indikasi monopoli bahan baku benang dilakukan oleh salah satu pengusaha yang ada di Kota Tasikmalaya. Akibatnya para pelaku UMKM bordir tidak bisa membeli benang langsung dari pabriknya di Bandung.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x