Diakuinya, sudah sering membawa orang yang sudah meninggal, baik karena sakit maupun korban pembunuhan baik malam maupun siang belum pernah mangalami kejadian yang aneh-aneh.
Baca Juga: Kapolres Garut Ingatkan Potensi Peredaran Upal Jelang Puasa dan Lebaran
"Tapi kenapa saat membawa korban pembunuhan ini ada kejadian yang menyeramkan," ucapnya.
Setelah kejadian itu, perjalanan pun terus dilanjutkan. Namun, kata Kiki, perasaan takut, kaget bercampur aduk masih tetap menghantuinya.
"Menjaga hal-hal yang tidak diinginkan, saya beristirahat di rest area sambil menenangkan pikiran dan perasaan, selanjutnya perjalanan pun diteruskan hingga tiba di lokasi tujuan sekitar pukul 04.00 dinihari yang langsung ke pemakaman," ujarnya.
Baca Juga: Wabup Sebut LGBT di Garut Belum Bisa Dipastikan Jumlahnya
Kiki menyebutkan, sebenarnya setelah berhenti di rest area pun, hati dan pikirannya tidak tenang, karena ingat kejadian sebelumnya dan sepertinya di belakang kendaraan yang ada peti ada yang bergerak dan berbunyi.
"Lalu teman saya, sopir Dinkes yang ada dibelakang menyuruh berhenti dan memberikan satu bungkus rokok kretek. Setelah dibuka lalu merokok sambil menyupir baru merasa tenang. Saya juga heran kenapa kasih rokok, bisa saja rokok itu sudah pakai doa, walahu alam," ucapnya.
Sebagaimana diketahui, salah satu dari 10 korban pembunuhan Wowon Cs merupakan warga asal Desa Tanjungjaya, Kecamatan Pakenjeng, Garut Selatan, bernama Siti. Kejadian yang dialami sopir ambulance PDIP Garut pada Maret 2021 silam.***