"Studi banding itu penting guna menambah wawasan para siswa terkait sejarah atau budaya seperti halnya yang terdapat di daerah Yogyakarta. Namun saya minta agar pelaksanaannya benar-benar memenuhi syarat dan pemberian izinnya pun harus lebih diperketat lagi," ucap Helmi.
Sementara itu Kepala Dinas Pendidikan Garut, Ade Manadin, menambahkan daerah Yogyakarta selama ini memang selalu menjadi pilihan sekolah yang hendak melaksankan kegiatan studi banding. Hal ini dikarenakan di sana banyak hal yang bisa menjadi bahan pembelajaran baik secara budaya maupun sejarah.
Diungkapkannya, pihak sekolah yang ingin melaksnakan kegiatan studi banding sebaiknya terlebih dahulu mempertimbangkan berbagai faktor. Ia mencontohkan, faktor cuaca juga penting untuk diperhatikan ketika akan melaksanakan kegiatan studi banding apalagi ke tempat yang cukup jauh seperti Yogyakarta.
"Masalah kecelakaan itu memang bukan kehendak kita dan itu bisa terjadi kapan dan di mana saja. Namun alangkah lebih baik lagi kalau sebelum memutuskan untuk berangkat studi banding, kita juga perhatikan berbagai faktor, salah satunya cuaca," kata Ade.
Ia pun berjanji ke depannya akan lebih ketat lagi dalam memberikan izin kepada pihak sekolah yang akan menyelenggarakan kegiatan study tour atau kegiatan lainnya. Pihaknya akan lebih memastikan lagi apakah pihak sekolah sudah benar-benar mempertimbangkan dan mempersiapkan segalanya sesuai prosedur untuk mencegah terjadinya hal yang tak diharapkan.
Selain itu, Ade juga menegaskan pihaknya akan memastikan apakah pelaksanaan studi banding ini benar-benar merupakan keinginan para siswa atau hanya keinginan kepala skolah dan guru-guru semata karena adanya kepentingan tertentu.
"Jangan sampai muncul kesan pihak sekolah atau guru yang memaksakan tempat tujuan studi banding sehingga juga muncul tudingan guru hanya numpang keren atau numpang pelesiran tanpa bayar melalui kegiatan berkedok study banding", ujarnya.***