Sejak kecil Ujang suka ular dan mempelajari cara menjinakannya secara otodidak serta dilakukan bertahap. Ia mendalami pengetahuan tentang ular sejak duduk di bangku SD. "Saya belajar menjinakkan ular sejak usia 10 tahunan, bahkan langsung belajar dengan ular sanca kecil," katanya.
Kemudian sewaktu Ujang menjadi santri di pondok pesantren di Tasikmalaya tahun 2007 saat masih usia 19 tahun, pertama kali ia memberanikan diri langsung menjinakan Baby Cobra. "Setelah itu saya mulai belajar menilai karakter ular King Kobra karena setiap penangkapan cara menggunakannya berbeda-beda," kata Ujang.
Kendati demikian, lanjut Ujang, King Kobra besar sepanjang 3 meter itu lebih agresif dan lincah dibandingkan yang ukuran kecil mematikan namun tak seagresif ular dewasa. "Waktu menjinakkan ular itu memang durasinya variatif, ada yang seminggu sudah jinak, adapun yang bertahun-tahun masih agresif," katanya.
Baca Juga: 6 Orang Meninggal Diduga Difteri, Wabup Garut Nyatakan KLB
Ujang mengakui King Kobra bukan untuk mainan peliharaan, namun karena hobi dirinya mengaku sudah siap dengan segala risiko. "Sengaja saya tidak buat edukasi cara memelihara King Kobra karena memang risikonya besar. Karena ini mah hobi, jadi apa pun saya siap," ucapnya.
Selama merawat ular King Kobra itu Ujang mengaku belum pernah digigit. Tetapi justru oleh ular tak berbisa sering dipatuk dan digigit. "Ular biasa mah seringlah, apalagi ular Sanca," katanya.