KABAR PRIANGAN – Pertama kali mendengar nama Tepung Kanjut yang terdapat di Banjar Patroman, menggelitik memang, terlebih bagi mereka yang baru pertama mendengar dan mengerti bahkan menguasai Bahasa Sunda.
Terdengar agak random dan untuk mengucapkan nama Tepung Kanjut di Banjar Patroman ini butuh effort yang besar.
Sebegitu kuatnyakah efek nama tempat Tepung Kanjut di Banjar Patroman ini sampai terdengar tabu?
Baca Juga: Cerita Dibalik Nama Tepung Kanjut di Banjar, Tanjakan Ekstrim Berbalut Mistis
Mari kita simak sejarah singkat tentang Tepung Kanjut yang lokasinya berada di Banjar Patroman, Jawa Barat.
Orangtua di Jawa Barat, pada zaman dahulu selalu menamai nama tempat di sekitarnya dengan spontan, mungkin berkaitan dengan kejadian yang ada bahkan peristiwa di masa itu.
Ya, jangan angan heran, namanya memang Tepung Kanjut. Walaupun agak nyeleneh dan berbau porno, akan tetapi Tepung Kanjut memiliki sejarah masa lalu yang cukup unik.
Baca Juga: Lomba Melamun Akan Digelar di Kota Tasikmalaya, GRATIS! Semua Boleh Ikut, Hadiahnya Jutaan Rupiah
Terletak di di Dusun Tembungkerta, Desa Sidamukti Kecamatan Pataruman Banjar, Jawa Brat, Tepung Kanjut ini adalah sebuah tanjakan curam yang sering dilalui pengendara motor.
Tanjakan ini cukup populer bagi mereka yang akan menuju ke Pangandaran, pasti akan melalui tanjakan ini.
Dalam Bahasa Sunda, kata tepung berarti bertemu. Sementara kata kanjut, itu berarti alat kelamin laki-laki.
Baca Juga: Ustadz Yadi Mulyadi Pimpin DPD PKS Kota Tasikmalaya, Ini Tanggapan Kader Senior Partai
Jadi jika kedua kata itu digabung, maka akan menimbulkan penafsiran yang mengarah ke hal-hal berbau pornografi.
Namun jika merunut pada sejarahnya, ternyata nama sebenarnya bukan Tepung Kanjut, melainkan Tembong Kanjut.
Hanya saja, karena banyaknya pergeseran pengucapan atau mungkin pergeseran kemajuan zaman, maka nama Tembong Kanjut berubah menjadi Tepung Kanjut.
Tembong Kanjut sendiri mengandung arti alat kelamin pria yang terlihat. Karena dalam bahasa sunda, kata Tembong artinya lihat atau terlihat.
Lantas, kenapa tanjakan tersebut dinamai dengan sebutan Tembong Kanjut?
Tanjakan Tepung Kanjut atau Tembong Kanjut merupakan akses jalan warga yang kemiringannya cukup curam dan menikung.
Baca Juga: Rekomendasi Menu Buka Puasa Saat Bulan Ramadhan, Jajal Resep Es Campur Kalimantan Binjai
Orang zaman dulu belum mengenal pakaian seperti era modern saat ini. Kaum laki-lakinya masih memakai karung atau kadut untuk menutupi auratnya, tanpa memakai celana dalam.
Konon katanya jika melalui tanjakan tersebut, saking curamnya tanjakan, pengendara motor yang berpapasan, pengendara yang dari bawah sampai bisa melihat alat kelamin pengendara motor yang datang dari atas.
Tanjakan Tembong Kanjut sudah ada diperkirakan tahun 1800 an. Kala itu memang di lokasi tersebut sudah ada perkampungan bernama Tanjungkerta. Kampung itu dikelilingi oleh area persawahan. Lambat laun berkembang dan ada pembangunan jalan.
Itulah orangtua zaman dahulu yang selalu mengaitkan nama tempat dengan peristiwa atau fenomena yang terjadi di tempat tersebut.
Berebut gadis cantik
Namun versi lainnya, nama Tepung Kanjut ini ternyata memiliki sejarah tersendiri. Konon nama itu diambil berdasarkan cerita masa lalu dimana ada dua pria yang bertemu lantaran kepincut oleh gadis cantik yang tinggal di kawasan tersebut.
Dua pria yang berebut gadis cantik itu adalah Adananya yang merupakan Raja dari Mataram dan Raden Singaperbangsa atau Dalem Tambakbaya yang bergelar Adipati Kertabumi IIII.
Namun benar tidaknya cerita itu, belum bisa dipastikan, apakah memang benar atah hanya sekadar fiktif semata.
Jadi sekarang sudah jelas asal usul dari nama Tepung Kanjut yang mulanya adalah Tembong Kanjut.
Walau belum dapat dipastikan kesahihan dari segi unsur ceritanya, akan tetapi nama itu sudah banyak dikenal sebagai tanjakan curam yang berada di Banjar Patroman.***