KABAR PRIANGAN - Dalam kurun waktu 10 tahun terakhir, penjualan produk fashion di Kabupaten Garut terus mengalami perkembangan. Salah satu indikatornya ialah kian banyaknya investasi di bidang penjualan produk fashion yang terus mengikuti tren yang hadir di Garut.
Kian berkembangnya bisnis fashion di Garut menurut Kepala Dinas Perindustrian Perdagangan dan ESDM Kabupaten Garut Nia Gania Karyana, juga tak lepas dari dorongan Pemkab Garut.
Bupati Garut dinilainya sangat terbuka terhadap para investor yang ingin menanamkan investasinya di Garut, termasuk pengusaha fashion.
Baca Juga: Ridwan Kamil Terima Keluhan SMAN 8 Garut Terkait Dampak Tol Getaci
Di sisi lain, imbuh Gania Pemkab Garut saat ini kesulitan melakukan pengawasan terhadap bisnis jual beli baju bekas atau thrifting di wilayahnya. Hal ini akibat adanya keterbatasan kewenangan yang dimiliki Pemkab Garut karena pengawasan merupakan kewenangan Pemprov sehingga praktek thrifting sulit untuk dideteksi.
"Kewenangan melakukan pengawasan terhadap bisnis jual beli thrifting ada di Pemprov sedangkan kita hanya bisa melakukan pelaporan. Inilah yang membuat kita sulit melakukan pengawasan sehingga bisnis thrifting di Garut cukup marak," ujar Gania di sela kegiatan peresmian 3Second Store Garut di Jalan Ahmad Yani, Garut Kota, Minggu, 19 Maret 2023
Diharapkannya kehadiran para investor di sektor jual beli fashion di Garut ini bisa membantu meningkatkan perekonomian. Hal ini sangat mungkin karena kehadiran bisnis fashion di Garut tentu akan menyerap tenaga kerja di Garut.
Baca Juga: Mahasiswa Pasangan Kekasih di Garut Diamankan Polisi Usai Aborsi
Apalagi, imbuh Gania, 3Second berencana untuk membuka konveksi di wilayah Garut. Ini juga sebuah keuntungan besar mengingat akan banyak warga Garut yang bisa bekerja di sana sehingga bisa mengurangi angka pengangguran di Garut
Manager Marketing Communication 3Second, Hendri Sase menyebutkan melonjaknya aktivitas thirfting telah mengancam eksistensi produk lokal meski dengan persentase yang belum dominan.