Dari Journalist Camp PRMN Eiger 2023, Deni Yudiawan: Pandemi Telah Mengubah Segalanya

- 29 Agustus 2023, 20:54 WIB
Jurnalis Deni Yudiawan (kanan) berbincang dengan VP Business & Technology PRMN Idham Arifin (kiri) dan Pegiat Alam Galih Donikara disela-sela kegiatan Journalist Camp PRMN Eiger 2023 di Sari Ater CamperVan Park, Ciater, Kabupaten Subang, Kamis 24 Agustus 2023.*/kabar-priangan.com/Arief Farihan Kamil
Jurnalis Deni Yudiawan (kanan) berbincang dengan VP Business & Technology PRMN Idham Arifin (kiri) dan Pegiat Alam Galih Donikara disela-sela kegiatan Journalist Camp PRMN Eiger 2023 di Sari Ater CamperVan Park, Ciater, Kabupaten Subang, Kamis 24 Agustus 2023.*/kabar-priangan.com/Arief Farihan Kamil /

Baca Juga: Dari Journalist Camp PRMN Eiger 2023, Galih Donikara: Alam Mengandung Bahaya, Kita Mengundang Bahaya

Pengajar di Prodi Sastra Inggris Unpas Bandung sejak 2021 hingga sekarang tersebut kemudian mencontohnya persoalan polusi yang mengemuka lagi baru-baru ini. "Itu kalau enggak dieundeuk-eundeuk oleh orang muda mungkin tak akan ramai. Kan setiap tahun juga polusi kenapa ramainya
sekarang? karena ada pressure dari generasi muda yang mulai sadar tentang lingkungan lalu diramaikan di media sosial dan lain-lain yang membuat pemerintah pasti tertekan," ujarnya.

Staycation Meningkat

Hal lain yang banyak dicari selain healing adalah staycation yaitu mengisi liburan di lokasi yang dekat dengan rumah atau di dalam kota. Soalnya banyak orang yang ingin jalan-jalan tapi tak punya uang sehingga daripada ke mall yang akan mengaluarkan banyak uang lebih memilih ke alam bebas. "Kemah di daerah Soreang, dengan Rp 20.000 bisa dapat untuk dua orang. Berbeda dengan jalan-jalan ke kota, jajajan beli anu-beli anu minimal keluar Rp 200 ribu-Rp 300 ribu. Tapi kalau ke alam bebas apa yang mau dibeli, warung juga enggak ada," tutur Deni.

Berhubungan dengan healing itulah bisnis jasa yang meningkat setelah pandemi lainnya diantaranya open trip. Deni menyabutkan, misalnya di Bandung kalau kita ingin ke Gunung Merbabu atau Gunung Sindoro dengan uang Rp 400 ribu-Rp 500 ribu per orang semuanya sudah ditanggung. Peserta tak perlu membawa tenda atau perlangkapan kemah, namun harus ada
kuota minimal 16 orang karena menghitung kapasitas Elf.

Deni Yudiawan saat menyampaikan materi dalam Journalist Camp PRMN Eiger 2023 di Sari Ater CamperVan Park, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis 24 Agustus 2023.*/kabar-priangan.com/Arief Farihan Kamil   
Deni Yudiawan saat menyampaikan materi dalam Journalist Camp PRMN Eiger 2023 di Sari Ater CamperVan Park, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Kamis 24 Agustus 2023.*/kabar-priangan.com/Arief Farihan Kamil  

Kalau tidak open trip ada private trip, paling bedanya naik Rp 300 ribu-Rp 400 ribu. Jumlah itu jauh lebih enak dan murah juga dibandingkan kita secara pribadi pergi ke Bali. "Satu hal masalah value ini adalah netizen kita itu ingin mewah tapi murah makanya carinya glamping. Glamping-glamping sekarang juga tak terlalu mahal dibandingkan di hotel. Kalau di hotel rata-rata di Bandung Rp 600 ribu, glamping dengan tarif Rp 500 ribu juga sudah bisa sekeluarga," ucapnya.

Perubahan lainnya setelah pandemi adalah keinginan untuk enjoy atau kesenangan. Setelah pandemi yang membuat orang-orang seolah stres, lalu mencari kesenangan. Tak heran penonton konser dan staycation naik, salah satunya aktivitas ke alam bebas. Di gunung-gunung seperti Ciremai atau Merbabu, dalam seminggu open trip pasti ada. "Jadi demand-nya itu tinggi. Dari demand itu nyambungnya ke fenomenanya seperti fenomena sekarang polusi naik," kata Deni.

Baca Juga: Kisah Khansa Syahla Pendaki Gunung Perempuan Termuda Indonesia, Usia 17 Tahun Telah Mendaki 83 Gunung

Misalnya lagi, fenomena Pandawara yang hanya satu grup terdiri beberapa orang namun bisa mengajak ribuan orang untuk membersihkan sampah. "Pemerintah saja tak bisa seperti itu. Itulah fenomena yang terjadi sekarang," tutur Deni.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah