Gempa Kembali Guncang Kota Tahu Malam Ini M 2,9 SR, Tak Ujug-ujug, Inilah Cara BMKG Menamai Sesar Sumedang

- 10 Januari 2024, 22:48 WIB
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat menjelaskan gempa yang mengguncang Sumedang, Minggu 31 Desember 2023. Pada malam ini Rabu 10 Januari 2024 gempa kembali mengguncang Sumedang.*
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati saat menjelaskan gempa yang mengguncang Sumedang, Minggu 31 Desember 2023. Pada malam ini Rabu 10 Januari 2024 gempa kembali mengguncang Sumedang.* /Dok. BMKG/

KABAR PRIANGAN - Rabu, 10 Januari 2023, pukul 20.17 WIB Kabupaten Sumedang Jawa Barat kembali diguncang gempa berkekuatan Magnitudo 2,9 SR pada kedalaman 11 Km di atas permukaan bumi. Seperti dilaporkan Kabar-Priangan.com di Sumedang, intensitas guncangan relatif kecil namun dirasakan oleh banyak warga di kota tahu.

Gempa sudah terjadi lebih dari tujuh kali sejak kejadian gempa pertama pada Minggu, 31 Desember 2023 pukul 14.30. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pada Sabtu, 7 Januari 2024 menetapkan secara resmi kepada publik bahwa penyebab gempa ini adalah adanya pergeseran Sesar Sumedang.

Baca Juga: Contoh Surat Suara Caleg DPR RI Berserakan di Selokan Cidolog Ciamis, Warga: Tak Memberikan Contoh yang Baik

Sesar Sumedang sendiri ditetapkan sebagai sesar baru yang menjadi penyebab gempa berbagai rangkaian kejadian guncangan di Sumedang. Sebelumnya, penyebab gempa diketahui atau dirilis akibat sesar aktif yang tidak terpetakan. 

Malam ini Sumedang kembali diguncang gempa bumi dangkal.*
Malam ini Sumedang kembali diguncang gempa bumi dangkal.*

Lantas, bagaimana BMKG menamai sesar aktif tak terpetakan ini menjadi nama Sesar Sumedang? Penamaan ini dilakukan dengan penelitian, pengkajian dan survey yang ilmiah. Berikut tahapan yang dilakukan BMKG seperti dipaparkan Kepala BMKG Dwikorita Karnawati:

Baca Juga: Pikap Bermuatan LPG Tertabrak Kereta Api di Karangkamulyan Ciamis, Seorang Penumpang Tewas

1. BMKG melakukan monitoring dampak kerusakan akibat gempa secara visual (makroseismik) dengan menggunakan peralatan akselerograf yang kemudian menunjukkan bahwa guncangan gempa bumi yang terjadi mencapai skala intensitas V-VI MMI(Modified Mercali Intensity). Ini berarti merupakan guncangan kuat dan menimbulkan kerusakan .

2. Tingkat getaran dikontrol tidak hanya side location/kondisi tanah/tofografi setempat dan tidak hanya dikontrol melalui kontruksi bangunan, melainkan juga dari pola sebaran tingkat guncangan ini dan dikontrol oleh sebaran segmen patahan.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x