Serangan kasus DBD di Kota Tasik sejak pergantian musim El-Nino ke musim hujan, kata Asep, angka peningkatannya lebih tinggi dibandingkan waktu yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Beras Mahal Picu Ratusan Penggilingan Padi di Kota Tasikmalaya Terancam Gulung Tikar
Hal itu diakibatkan, masih banyak masyarakat yang abai pola hidup bersih sehat (PHBS) terutama dalam menjaga lingkungan.
Terjadi di Beberapa Kecamatan
Berdasarkan pemetaan yang dilakukan Dinas Kesehatan Kota Tasikmalaya, kasus DBD yang paling banyak saat ini, terjadi di Kecamatan Tawang, Cipedes, Kawalu, Indihiang hingga kecamatan lainnya termasuk di setiap kelurahan
Asep juga menekankan, untuk mencegah DBD, pemberantasan sarang nyamuk menjadi wajib dan harus dilakukan secara rutin.
Tidak hanya menguras bak mandi dan mengubur barang bekas, tetapi membersihkan sampah yang dibuang sembarang juga sangat penting karena berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk ketika hujan turun.
Baca Juga: Muslimat Kota Tasikmalaya Bahas Balagan Kitab Kuning, Bukti Kecintaan Terhadap NU
Sedangkan pengasapan (fogging) yang banyak dilakukan untuk pemberantasan nyamuk kata Asep, tidak terlalu maksimal karena hanya membunuh nyamuk dewasa, sedangkan jentik nyamuk masih hidup dan bisa tumbuh hingga dewasa.
"Pengasapan hanya membunuh nyamuk dewasa saja, yang lebih efektif memberantas nyamuk DBD itu adalah memberantas sarangnya sehingga nyamuk tidak bisa berkembang biak," jelasnya.***