KABAR PRIANGAN - Ramadhan adalah bulan suci yang penuh dengan rahmat, ampunan, dan terbebasnya umat manusia dari api neraka. Pada bulan ini umat muslim diwajibkan untuk berpuasa, untuk tidak makan dan minum dan menghindari hawa nafsu sejak waktu imsak hingga tergelincirnya matahari.
Di bulan Ramadhan, beberapa rutinitas umat manusia berubah. Banyak warga yang awalnya lebih banyak menghabiskan waktu di luar rumah, ketika Ramadhan menjadi lebih memiliki banyak waktu bersama keluarga di dalam rumah.
Dilansir kabar-priangan.com dari antaranews.com pada Jumat 31 Maret 2023, Psikolog Keluarga Ketti Murtini mengatakan bulan Ramadhan merupakan momentum yang tepat untuk mengoptimalkan kebersamaan dengan keluarga.
Psikolog yang juga merupakan anggota dari HIMPSI Jawa Tengah Cabang Barlingmascakeb mengatakan bahwa melakukan ibadah bersama dapat menjadi kegiatan yang dapat mengoptimalkan kebersamaan dalam keluarga.
Ketika Ramadhan intensitas pertemuan dengan anggota keluarga lebih tinggi dibandingkan dengan hari-hari biasa. Seperti ketika melakukan sahur bersama, buka puasa bersama, dan ibadah solat berjamaah, yang tidak dilakukan di luar bulan Ramadhan.
Hal tersebut sangat efektif untuk mempererat kebersamaan antar anggota keluarga yang biasanya sibuk dengan aktivitas masing-masing. Momentum tersebut juga dapat dimanfaatkan oleh orang tua untuk mendampingi anak-anak belajar beibadah dan memahami makna dari ibadah tersebut.
Baca Juga: Hasil Akhir Persija vs Persib: Maung Bandung Tetap di Peringkat Kedua, Namun Selisih Poin Menipis
Dengan demikian kedekatan emosional antara orang tua dan anak pun semakin meningkat. Momen tersebut dapat mengoptimalkan komunikasi sehingga saling mengerti kebutuhan dan keinginan masing-masing.
Di bulan Ramadhan juga orangtua dapat menanamkan pendidikan karakter pada anak agar tumbuh menjadi pribadi yang bertaqwa dan berahlak mulia.
Sejalan dengan hal tersebut, Plt Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda Kementrian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Didik Suhardi mengatakan keteladanan orang tua merupakan kunci utama dalam pembentukan karakter anak.
Perilaku-perilaku baik yang dicontohkan oleh orang tua merupakan pembelajaran paling efektif dibandingkan dengan nasehat. "Keteladanan lebih bermakna dibandingkan dengan nasihat dalam bentuk kata-kata. Anak-anak akan mencontoh keteladanan yang ditunjukan oleh orang tua melalui kegiatan sehari-hari,” kata Didik.
Didik mengatakan anak-anak dapat dilibatkan dalam kegiatan sehari-hari bersama orang tuanya, misalnya menyiapkan makanan berbuka puasa, menyiapkan sejadah ketika akan melaksanakan sholat berjamaah, membereskan meja makan ketika selesai iftar dan makan sahur.***