Masjid Haji Bakri, Dibangun Sebelum Indonesia Merdeka. Bertahan Demi Memberi Ruang Ibadah di Tengah Kesibukan

- 12 April 2022, 22:38 WIB
Masjid Haji Bakri yang terletak di jantung Kota Tasikmalaya, dibangun sebelum Indonesia merdeka.*
Masjid Haji Bakri yang terletak di jantung Kota Tasikmalaya, dibangun sebelum Indonesia merdeka.* /kabar-priangan.com/Asep MS/

KABAR PRIANGAN - Kota Tasikmalaya saat ini disebut-sebut sebagai kota industri dan perdagangan termaju di Priangan Timur.

Pembanguan di Kota yang juga punya julukan kota santri tersebut juga bisa dibilang sangat pesat.

Tak heran, Kota Tasikmalaya menjadi tempat tujuan yag banyak dikunjungi masyarakat termasuk masyarakat dari luar kota terutama saat Bulan Ramadan.

Baca Juga: Dua Pelaku Pengeroyokan Ade Armando Telah Ditangkap. Ini Dia Daftar Nama-nama Pelakunya  

Salah satu tempat yang paling banyak dikunjungi tentunya adalah pusat kota atau sepanjang Jalan HZ Mustopa.

Di tengah hiruk pikuknya orang yang lalu lalang di jalan HZ Mustofa ini, ada sebuah gang yang juga tak pernah sepi dari lalu lalang orang.

Ternyata, di dalam gang tersebut terdapat sebuah masjid yang bersejarah, masjid yang usianya hampir sama dengan usia Jl. HZ Mustofa.

Baca Juga: Pelantikan Rektor Unsil Digelar Usai Lebaran. Senat Berharap, Rektor Baru Dilantik Langsung Mendikbud Ristek

Itulah Masjid Haji Bakri. Orang yang berlalu lalang di gang tersebut adalah mereka yang akan beribadah ke masjid ini, di tengah sibuknya mengurusi pekerjaan.

Masjid H Bakri tepatnya berada di  wilayah RT 4/RW 6 Kelurahan Yudanagara, Kecamatan Cihideung, Kota Tasikmalaya.

Uniknya Masjid H Bakri hingga kini masih mempertahankan bentuk bangunan asli seperti ketika pertama kali dibangun tahun 1945.

Baca Juga: BLT Minyak Goreng Segera Bisa Dicairkan. PT Pos Sudah Memperersiapkan Pendistribusiannya

Menurut berbagai sumber, Masjid H. Bakri dibangun jauh sebelum Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merdeka atau sekitar tahun 1934.

Walaupun saat itu masjid H.Bakri masih berupa masjid kecil atau mushola. Namun masjid H. Bakri diperbesar pada tahun 1945 atau seiring dengan Indonesia merdeka.

Masjid tersebut dikenal masyarakat sebagai Masjid H Bakri, sesuai nama pendirinya Haji Bakri.

Baca Juga: Kapolda Metro Jaya Pastikan, Pelaku Pengeroyokan Ade Armando Bukan Mahasiswa. Ini Kata Rocky Gerung

Kendati posisi masjid berada di dalam gang dibalik gedung-gedung pertokoan HZ Mustofa, namun masjid ini tetap menjadi pilihan bagi umat muslim yang hendak menjalankan ibadah shalat.

Banyak para karyawan atau pekerja pertokoan di Jalan HZ Mustofa menghabiskan waktu istirahatnya di Masjid H. Bakri sebari menjalankan ibadah sholat.

Bahkan tidak sedikit orang yang datang ke Masjid H.Bakri merupakan pendatang yang sedang melakuka aktivitas belanja di Jalan HZ Mustofa Kota Tasik.

Baca Juga: Jadwal Sholat dan Imsak Wilayah Priangan Timur, Rabu 13 April  2022

Penanggungjawab Masjid H Bakri yang juga sesepuh masyarakat sekitar, Agus Sukmayadi mengatakan, Masjid H Bakri dibangun pada tahun 1 Agustus 1934 berupa masjid kecil yang lebih dikenal dengan tajug.

Saat itu kata Agus, Jalan HZ Mustopa dan sekitarnya masih sepi. Seiring perkembangan zaman, jumlah masyarakat di sekitar masjid H. Bakri terus bertambah.

Sehingga pada 1945 bangunan masjid H Bakri dipermanenkan menjadi sebuah masjid dengan ukuran lebih luas.

Baca Juga: Cara Sehat saat Buka Puasa, dari Minum Air Putih sampai Mengkonsumsi Kurma

Meski  kini masjid telah diapit oleh bangunan-bangunan besar berupa pusat perbelanjaan atau mall, pihaknya mempertahankan masjid H.Bakri untuk tetap menjadi tempat ibadah.

"Ya kami pertahankan untuk tempat beribadah," ujar Agus.

Menurut Agus, ditengah-tengah Jalan KHZ Mustopa, memang hanya ada satu masjid yaitu masjid H Bakri.

"Dengan adanya masjid ini kami ingin memberi ruang bagi para karyawan dan masyarakat sekitar untuk beribadah dan beristirahat sejenak dari sibuknya urusan duniawi," katanya.

Baca Juga: Dampak Pandemi Covid-19, Muncul Kemiskinan Ekstrim di Kota Tasikmalaya

Banyaknya masyarakat yang beribadah, membuat Masjid H. Bakri juga membawa berkah bagi para pedagang khususnya pedagang makanan.

Tak heran sepanjang gang sekitar masjid, banyak padagang yang menjual makanan di tempat tersebut.

Pengelola masjid juga menyediakan tempat istirahat tepat didepan masjid dengan ukuran cukup luas.

Baca Juga: Cara Sehat saat Buka Puasa, dari Minum Air Putih sampai Mengkonsumsi Kurma

Namun agar tidak bercampur, pengelola masjid memasang batas antara tempat menjalankan ibadah dan tempat istirahat. Batas tersebut ditandai dengan sekat berupa pagar.

Sementara itu Maman (43) tukang becak yang biasa menjalankan aktivitasnya di Jalan HZ Mustopa, hampir setiap hari dirinya malaksanakan sholat dzuhur dan ashar di Masjid H. Bakri.

Bahkan saat sepi penumpang, ia memilih untuk melaksanakan Shalat Dhuha dan beristirahat di masjid.

Baca Juga: Hadapi Pengunjukrasa Tolak Presiden Tiga Periode, Polres Banjar Turunkan 75 Persen Kekuatan Tanpa Senjata Api

"Masjid ini suasananya sangat tenang. Meski di jalanan panas tapi ketika di dalam mesjid terasa adem dan sejuk," kata Maman.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x