Sejarah Peringatan Maulid Nabi, Antara yang Pro dan Kontra. Berikut Dalil-dalil Pendukungnya

- 1 Oktober 2022, 09:49 WIB
Ilustrasi. Sejarah Maulid Nabi serta dalil-dalil pendukungnya.*
Ilustrasi. Sejarah Maulid Nabi serta dalil-dalil pendukungnya.* /PIxabay/

Baca Juga: KPU Garut Sebut Adanya Penurunan Jumlah Pemilih yang Cukup Signifikan

Meski mengingat dan bershalawat atas Nabi SAW pada bulan dan hari apa saja bisa dilakukan.

Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki menginginkan masyarakat tidak berlebihan dalam memperingati Maulid Nabi.

Pasalnya, Nabi SAW sendiri tidak menganjurkan kita memperingati hari lahirnya, dan menganjurkan untuk lebih banyak bershalawat pada hari Jumat, meski setiap hari kita juga dianjurkan untuk bershalawat.

Baca Juga: Setelah Pasar Banjarsari Ciamis Kebakaran, Para Pedagang Segera Direlokasi, Bupati Janjikan Waktu Seminggu

Pendapat yang Menganjurkan Memperingati Maulid Nabi

Bagi sebagian umat Islam yang memperingati Maulid Nabi adalah bentuk kecintaannya kepada Rasulullah SAW. Bahkan, seseorang yang tak mengimani Muhammad sebagai Nabi, bergembira ketika Nabi lahir.

Bahkan dalam hadits yang diriwayatkan Imam al-Bukhari, dikisahkan Abu Lahab, paman nabi yang tak mempercayai Nabi turut bergembira pada saat Nabi Muhammad lahir.

Bahkan, ia memerdekakan seorang budak bernama Tsuwaibah sebagai tanda cinta dan kasih. Dan karena kegembiraannya, kelak siksa atas dirinya di akhirat diringankan setiap hari Senin.

Baca Juga: Rey Mbayang Dianggap Suami Idaman Ketika Rumah Tangga Lesti Kejora dan Rizky Billar Bermasalah, Apa Kaitannya?

Halaman:

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah