Sejarah Peringatan Maulid Nabi, Antara yang Pro dan Kontra. Berikut Dalil-dalil Pendukungnya

- 1 Oktober 2022, 09:49 WIB
Ilustrasi. Sejarah Maulid Nabi serta dalil-dalil pendukungnya.*
Ilustrasi. Sejarah Maulid Nabi serta dalil-dalil pendukungnya.* /PIxabay/

Di antara tujuannya adalah untuk meningkatkan semangat juang umat Islam, serta mengimbangi maraknya perayaan Natal yang dilakukan umat Nasrani.

Meski demikian, perayaan Maulid Nabi sebenarnya terus menimbulkan kontroversi.

Dalam Sejarah Peringatan Maulid Nabi (2007) yang ditulis Nashir Al Hanin menyebutkan bahwa memperingati maulid nabi adalah bidah atau ritual terlarang karena tidak ada tuntunannya dari Nabi Muhammad SAW.

Baca Juga: 'Sudah Jatuh Tertimpa Tangga', Pengrajin Tahu dan Tempe di Tasikmalaya Terancam Stop Produksi, Ini Penyebabnya

Dengan alasan bidah juga, sebenarnya instruksi Salahuddin Al Ayyubi ini turut ditentang oleh para alim-ulama pada 1183, karena usulnya meramaikan kembali Maulid Nabi.

Namun Salahuddin membantah bahwa perayaan Maulid Nabi hanyalah kegiatan untuk menyemarakkan syiar agama, bukan perayaan yang bersifat ritual, sehingga tidak dapat dikategorikan bid`ah yang terlarang.

Apalagi, setelah disetujui Khalifah An-Nashir di Bagdad, perayaan ini kian semarak dilakukan.

Dalil Maulid Nabi dan Pendapat Para Ulama yang Menyebut Peringatan Maulid Bidah.

Baca Juga: Jelang Big Match Persib vs Persija, Begini Kondisi Para Pemain 'Maung Bandung' Menurut Pelatih Luis Milla

Dikutip dari NU Online, salah satu ulama yang menyebut peringatan Maulid Nabi bidah adalah Sayyid Muhammad bin Alwi Al-Maliki.

Halaman:

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x