Sejarah Peringatan Maulid Nabi, Antara yang Pro dan Kontra. Berikut Dalil-dalil Pendukungnya

- 1 Oktober 2022, 09:49 WIB
Ilustrasi. Sejarah Maulid Nabi serta dalil-dalil pendukungnya.*
Ilustrasi. Sejarah Maulid Nabi serta dalil-dalil pendukungnya.* /PIxabay/

“Dan Tsuwaibah adalah hamba sahaya milik Abu Lahab yang dimerdekakan kemudian menyusui Nabi Muhammad saw. Tatkala Abu Lahab telah meninggal sebagian keluarganya melihat dalam mimpi tentang buruknya keadaan dia.

Lalu dia berkata, “Apa yang terjadi?” Abu Lahab berkata, “Aku tidak mendapatkan apapun sepeninggal kalian kecuali aku diberi minum karena memerdekakan Tsuwaibah,” (HR Bukhari).

Selanjutnya, banyak juga dali-dalil yang dijadikan rujukan bagi umat Islam yang memperingati peringatan Maulid Nabi.

Baca Juga: Jadi Tersangka Kasus Korupsi, Dua Perempuan Dirut dan Bendahara BUMDes Binangun Banjar Dijebloskan ke Tahanan

Misalnya dalam Al-Qur’an surat Yunus ayat 58 dan Surat Al-Anbiya ayat 107 yang menjadi sandaran dianjurkannya memperingati Maulid Nabi.

“Dengan kurnia Allah dan rahmat-Nya, hendaklah dengan itu mereka bergembira. Kurnia Allah dan rahmat-Nya itu adalah lebih baik dari apa yang mereka kumpulkan”. (QS. Yunus: 58)

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS al-Anbiya: 107).

Baca Juga: Viral! Resep Sandwich Buah ala Jepang yang Lezat dan Mudah Hanya dengan 3 Bahan

Dari dua ayat di atas, kelahiran Nabi Muhammad digambarkan oleh al-Qur’an sebagai keutamaan dan rahmat yang agung, memberikan kebahagiaan dan kebaikan bagi seluruh manusia.

Dalam dua ayat di atas Allah SWT dengan lahirnya beliau dan diutusnya beliau sebagai rasul adalah sebuah rahmat yang tidak terkira bagi seluruh alam semesta ini, rahmatan lil ‘alamin.

Halaman:

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah