Keliru Menerjemahkan Hadits tentang Keistimewaan Melaksanakan Puasa Arafah Bisa Berakibat Fatal, Ini Kata UAH

- 29 Juni 2023, 05:00 WIB
Ilustrasi. Piring kosong, puasa diantaranya menahan makan dan minum.*/freepik/@8photo
Ilustrasi. Piring kosong, puasa diantaranya menahan makan dan minum.*/freepik/@8photo /

KABAR PRIANGAN  - Hari Raya Idul Adha 1444H/2023M dirayakan dengan khidmat dan damai oleh umat Islam Indonesia. Baik yang merayakan pada hari Rabu 28 Juni maupun Kamis 29 Juni 2023.

Seluruh rangkaian ibadah menjelang Idul Adha pun dilakukan oleh umat Islam yang sedang beribadah haji maupun yang ada di Tanah Air. Salah satu di antaranya Puasa Tarwiyah dan Puasa Arafah bagi umat Islam yang tidak menjalankan ibadah haji.

Terlepas dari perbedaan yang ada, seluruh umat Islam akhirnya bisa menjalankan ibadah Idul Adha 1444 H menurut pemahaman yang diyakininya dengan damai.

Baca Juga: Mau Awet Berbulan-bulan? Ini Dia Tips Menyimpan Daging Kurban Agar Tahan Lama

Namun, di balik damainya pelaksanaan ibadah dalam perbedaan ini, ada pemikiran yang masih harus diperbaiki dan diluruskan. Oleh sebab itu, Ustaz Adi Hidayat, Lc, MA, (UAH) menyampaikan pemikiran yang harus diluruskan tersebut. 

UAH dalam ceramahnya yang tayang di kanal Youtube Qultum TV dengan judul "Jika Terjadi Perbedaan Penetapan Awal Dzulhijjah, Kapan Puasa Arafahnya?" mengatakan, ada kekeliruan dalam menerjemahkan hadits tentang keistimewaan melaksanakan puasa Arafah.

Keistimewaan Melaksanakan Puasa Tarwiyah dan Arafah

Dari Abu Qotadah Al Anshoriy, berkata,

وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ وَالْبَاقِيَة َ ». قَالَ وَسُئِلَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَاشُورَاءَ فَقَالَ « يُكَفِّرُ السَّنَةَ الْمَاضِيَةَ

Nabi shallallahu 'alaihi wa sallam ditanya mengenai keutamaan Puasa Arafah? Beliau menjawab, ”Puasa Arafah akan menghapus dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” Beliau juga ditanya mengenai keistimewaan puasa 'Asyura? Beliau menjawab, ”Puasa 'Asyura akan menghapus dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162).

Menurut UAH, seandainya hadits itu diterjemahkan bahwa bagi yang puasa Arafah akan diampuni dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang, maka umat Islam bisa saja bebas berbuat dosa lagi dikarenakan dosanya setahun ke depan sudah diampuni.

Baca Juga: Ustaz Adi Hidayat Menyebutkan Dua Kata yang Menyebabkan Perbedaan Pelaksanaan Puasa Arafah

"Masya Allah, kalau setahun yang akan datang sudah diampuni dosa, berbuat dosa aja. Tuh ada sandal di depan bagus-bagus ambil nanti," ujar UAH sambil menunjuk ke luar ruangan.

UAH melanjutkan, terjemahan yang tepat adalah mengampuni dosa yang telah lalu setahun, dan menjaga orang yang berpuasa Arafah ini untuk berbuat dosa selama setahun ke depan. Sehingga bisa disimpulkan, perlu dipertanyakan Puasa Arafahnya apabila orang tersebut masih selalu berbuat dosa selama setahun ke depan.

"Artinya, kalau ada orang, maaf ya, ada orang berpuasa Arafah. Setelah puasa masih bisa berbuat dosa dari ujung kepala sampai ujung kakinya. Ya berarti puasanya gagal," ucapnya.***

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah