Ade Suharna, Rindu Gurihnya Jualan Pupuk Organik

- 1 Februari 2021, 12:28 WIB
Kang Ade (kiri) saat menjadi pemateri pada acara diskusi yang sempat viral saat disiarkan secara live facebook Sabtu pekan lalu.
Kang Ade (kiri) saat menjadi pemateri pada acara diskusi yang sempat viral saat disiarkan secara live facebook Sabtu pekan lalu. /Irman Sukmana/

KABAR PRIANGAN - Budaya menanam tanaman hias dan sayuran yang digandrungi masyarakat di masa pandemi Covid-19 ini harus diapresiasi sebagai ceruk pasar baru oleh para petani atau kelompok tani. Pengolahan pupuk organik bisa menjadi segmen pasar yang gurih bila dipilih oleh kelompok tani untuk menambah penghasilan. Syaratnya seperti diungkapkan Ade Suharna, praktisi pengolahan pupuk organik asal Tamansari hanya kemauan serta semangat untuk kerja keras.


"Ya modalnya cukup dengan kemauan dan semangat. Syukur-syukur ada penunjang berupa modal segar untuk pengemasan pupuknya dan pendukung lainnya," kata Ade saat menjadi pemateri pada acara diskusi dan pelatihan bertajuk "Memanfaatkan kotoran hewan menjadi sumber penghasilan" di lahan pertanian milik Pendi, Petani jahe merah Babakan Pala Kawalu, pekan lalu. Ade mengatakan potensi pasar pupuk organik masih terbuka lebar.


Kegemaran masyarakat yang menunjukan minat untuk back to nature, kata dia, telah berperan mendorong masyarakat mengkonsumsi beragam tanaman atau sayuran yang diproduksi dengan mengandalkan pupuk organik. Dengan geliat seperti itu, otomatis permintaan akan pupuk organik pun diyakini tetap tinggi.

"Pemerintah pun harusnya lebih banyak menyusun program yang akan berperan dalam memperkuat budaya masyarakat tersebut. Dengan begitu pupuk organiknya dari petani atau produsen lokal pasti terserap. Kalau dinasnya peduli petani lokal sih," ujar mantan suplier pupuk organik dari Gobras itu.


Ia meraskan betul gurihnya keuntungan yang diperoleh dari kreasinya meracik pupuk organik sejak tahun 2000-an. Selain dari dinas Pertanian Tasikmalaya, ribuan ton pupuk organik racikannya tembus pasar daerah lain.

"Jadi ketika ada kemauan pasti ada jalan, istilah inggrisnya mah kata mang Ara, petani jahe di Babakan Pala, theres a will theres a way," kata dia berkelakar.

Konsep pembuatan pupuknya cukup sederhana yakni dengan memanfaatkan kotoran hewan yang banyak tersedia, cocopit, sampah pasar seperti buah buahan dan sayur, serta M4.


"Cukup simpel cara merciknya mah. Kalau ada modal mah saya ge mau kembali meracik pupuk organik. Sono untung tina jualan pupuk organik doh," kata dia sembari melirik Ketua Komisi II H.Murjani serta Pengusaha/Ketua DPC Gerindra H.Nandang Suryana yang turut memberi materi pada kegiatan itu.

Acara itu diinisiasi sejumlah RT/RW di lingkungan Kelurahan Sukahurip, Kecamatan Tamansari. Maemunah, Ketua RT 05 RW 02 Kelurahan Sukahurif menyebut jika diskusi itu terinspirasi dari obrolan di grup whatApp grup Sukahurip.

Halaman:

Editor: Dede Nurhidayat


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x