KABAR PRIANGAN - Tekad kuat Siti Solehah (27), atlet angkat berat kategori tunadaksa untuk tidak menjadi beban keluarganya mulai menemukan titik terang. Arena olah raga yang sejak tiga tahun ia tekuni kini menjadi pilihan untuk mencoba merintis masa depan lebih baik.
Siti Solehah terdorong memiliki sandaran penghidupan mengingat atlet asal Kelurahan Mulyasari, Kecamatan Tamansari Kota Tasikmalaya itu tidak dilengkapi kedua kaki.
Sebelum menekuni olahraga angkat berat atas ajakan para pengurus National Paralimpik Committee Indonesia (NPCI) Kota Tasikmalaya, Siti Solehah merasa tak berguna, putus asa dan merasa tak punya masa depan.
Tapi setelah rajin berlatih hingga berkesempatan menjajal ajang Pekan Paralimpik Daerah (Peparda) Jabar 2022, putri dari pasangan Almarhum Toha dan Ny Nesih ini menjelma menjadi gadis tangguh dengan mental yang sangat kuat.
Dengan bobot tubuh 20 kg, ia sukses melakukan total angkatan seberat 53 kg. Ia pun sukses membawa pulang dua medali perak bagi kontingen NPCI Kota Tasikmalaya yakni di kelas 41 kg dan The best, dimana tak sekalipun angkatan yang dia lakukan gagal.
Di kelas 41 kg, ia hanya kalah dari seniornya atlet Peparnas asal Kota Tasikmalaya yakni Neng Farida.
"Ini hasil yang sangat luar biasa dan yang terpenting Siti memiliki potensi untuk jadi andalan kita dengan kepemilikan mentalnya yang sudah teruji," kata Sekretaris NPCI Kota Tasikmalaya Asep Ilyas SH, didampingi salah seorang pelatih angkat berat Roni Rahman di Sekretariat NPCI Kota Tasikmalaya di kelurahan Mugarsari Kecamatan Tamansari, Rabu 14 Desember 2022.
Menurut Roni, karakter dan keseharian Siti tergolong sangat pendiam. Malah Ketua NPCI Kota Tasikmalaya Cepi Fuad Angsori sempat khawatir saat Siti menerima arahan untuk beralih menekuni angkat berat dari cabor catur yang awalnya ia pilih.
"Ya sempat khawatir, karena angkat berat rentan cidera apalagi melihat kondisi fisiknya," ujar Cepi.
Tetapi saat tampil di arena lomba, Siti tampak perkasa dan penuh percaya diri. Hal itu tak lepas dari arahan para pengurus dan tim pelatih yang menempanya dalam rentang tiga tahun terakhir.
Sikap tegas para pelatih saat berlatih dan beban yang selama ini dirasakan rupanya jadi pelecut dia untuk bangkit. Kini setelah meraih dua medali perak, ia pun merasa terpacu dan bertekad untuk terus berlatih agar cita-cita dia berlaga di ajang Paralimpic Games bisa terwujud.
"Kalau target mah berharap bisa ikut Paralimpic Games. Mohon dukungan doa restunya biar bisa berprestasi serta membahagiakan orang tua," kata Cepi.
Baca Juga: 10 Ucapan Hari Ibu Singkat Bahasa Inggris Penuh Makna tapi Menyentuh
Prestasi Siti pun jadi salah satu bukti bahwa arena olahraga bisa berperan mengangkat martabat dan kemandirian kaum disabilitas. "Makanya perhatian dan dukungan pemkot melalui komando Pj Wali Kota Tasikmalaya Cheka Virgowansyah diharapkan lebih optimal dan tidak ada pembeda dengan atlet normal atau able," kata Asep Ilyas.
Bila pembinaan untuk KONI Kota Tasikmalaya bisa miliaran rupiah misalnya, kata Asep, pembinaan untuk NPCI Kota Tasikmalaya pun sebaiknya disamakan alias jangan dianggap sebelah mata.
"Toh kami sudah memberi bukti prestasi meskpun dana pembinaan jauh lebih kecil ketimbang yang lain," ujar Asep.*