Para Jenderal dan Perwira Polisi Marah dan Sakit Hati Karena Merasa Ditipu oleh Ferdy Sambo. Jumlahnya Kini 36

17 Agustus 2022, 06:52 WIB
Para Jenderal dan Perwira Polisi Marah dan Sakit Hati Karena Merasa Ditipu oleh Ferdy Sambo /pixabay/

KABAR PRIANGAN - Kasus tewasnya Brigadir J di rumah dinas Irjen Ferdy Sambo mengakibatkan 36 anggota polisi yang dinonaktifkan.

Para Jenderal dan perwira yang terlibat merasa kecewa dan sakit hati karena merasa dibohongi sehingga menyebabkan karir mereka terancam.

Dikutip kabar-priangan.com dari pikiran-rakyat.com, terbongkarnya kebohongan skenario yang disusun Ferdy Sambo mengakibatkan puluhan anggota polisi dinonaktifkan oleh Kapolri.

Baca Juga: Pengacara Eksentrik, Deolipa Yumara Tuntut Rp15 Miliar. Tak Terima Status Kuasa Hukumnya Dicabut Bharada E

Sebelumnya, Kapolri telah menonaktifkan 16 polisi terkait penyelidikan kasus penembakan Brigadir J, di rumah dinas Kadiv Propam yang kala itu dijabat Irjen Pol Ferdy Sambo.

Jumlah tersebut berubah menjadi 31 orang anggota polisi yang dinonaktifkan, tak lama setelah Kapolri mengumumkan Irjen Pol Ferdy Sambo, sebagai dalang dibalik penembakan dan pembunuhan berencana Brigadir J.

Terbaru, jumlah tersebut kembali meningkat hingga 36 orang anggota polisi yang dinonaktifkan.

Baca Juga: Istri Irjen Ferdy Sambo, Putri Candrawathi Terancam Pidana Karena Sampaikan Berita Bohong

Karni Ilyas mantan komisioner Kompolnas, sekaligus jurnalis senior, sempat menceritakan bahwa beberapa dari polisi yang dinonaktifkan merasa tertipu oleh skenario yang dibuat Ferdy Sambo.

“Saya mendengar dari 31 polisi yang sekarang terkena masalah ini, yang perwira menengah sampai ada juga yang jenderal, itu mereka merasa dibohongi oleh Jenderal Sambo,” kata Karni Ilyas saat memandu acara ILC.

“Bahkan ada yang WA ke saya mengatakan bahwa dia galau, marah, sakit hati, karena dia itu percaya tapi ternyata dibohongi,” lanjutnya.

Baca Juga: Kasus Tabrak Lari yang Tewaskan Pj Kades Torjunan, Sampang Belum Ada Kejelasan. Polisi Diminta Transparan

Membenarkan ucapan Karni Ilyas, Menkopolhukam, Mahfud MD pun, membeberkan fakta bahwa memang Ferdy Sambo melakukan pengkondisian psikologis untuk mendukung kebohongannya.

“Memang karena dibohongi itu kan karena ada skenario drama melankolis,” kata Mahfud MD, dikutip dari kanal YouTube Indonesia Lawyers Club.

Menurut mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu, Ferdy Sambo sempat memanggil beberapa pihak ke kantornya untuk melancarkan aksinya.

Baca Juga: VIRAL, Nakes RS Jasa Kartini Kota Tasikmalaya Disungkurkan Kepalanya oleh Pria Berperawakan Besar

“Jadi memang pada hari Senin itu sebelum peristiwa diumumkan, pak Sambo memanggil beberapa orang termasuk dari Kompolnas 1 orang, lalu nangis pak Sambo 'aduh saya didzolomi istri saya dilecehkan' terus nangis tapi tidak menjelaskan hal lain,” kata Mahfud MD.

Lebih jauh, Mahfud MD pun menduga bahwa apa yang dilakukan Ferdy Sambo adalah untuk menciptakan situasi psikologis yang mendukung skenario bohongnya.

“Sehingga diciptakan pra kondisi seakan-akan percaya kondisional itu, nangis dia, saya tanya ke wakil Kompolnas, ya memang begitu, lalu memanggil orang-orang lain lagi ada sekitar 5 orang lain lagi, dia menangis dengan cara yang sama, sehingga orang percaya,” kata Mahfud MD.

Baca Juga: Lirik Lagu Mengheningkan Cipta Cocok Dinyanyikan Saat Malam Renungan 17 Agustus

Dikatakan Mahfud MD, Ferdy Sambo bahkan mengatakan hal yang sama dan menangis dengan cara yang sama kepada orang-orang yang ditemuinya.

“Saya sudah cek ke orang-orang yang dipanggil ini, ya kalimatnya sama cuma mondar-mandir di meja ‘saya sudah dizalimi, istri saya dilecehkan, kalo ada saya disitu sudah saya tembak sampai mati lebih parah,” kata Mahfud MD  menuturkan kalimat Irjen Ferdy Sambo.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler