Pada tahun 2010 dengan beasiswa dari Australian Development Scholarhip (ADS), meneruskan studi doctoral di School of Political Science and International Studies, the University of Queensland, Australia.
Raja Juli telah menyelesaikan PhD, dengan disertasi berjudul ‘Religious Peacebuilders: The Role of Religion in Peacebuilding in Conflict Torn Society in Southeas Asia’, dengan mengambil studi kasus Mindanao (Filipina Selatan) dan Maluku (Indonesia).
Tahun 2005-2009 dia menjadi Direktur Eksekutif MAARIF Institute, dan sekarang menjadi Direktur eksekutif The Indonesian Institute (TII). Pria ini aktif juga menulis di berbagai Media Nasional.
Pada tahun 2015, Raja Juli pernah mencalonkan diri sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah, namun memilih mundur dan tak melanjutkan proses pencalonan karena ingin fokus bergiat di PSI.
“Saya merasa terhormat dicalonkan menjadi salah seorang kandidat PP Muhammadiyah. Tapi pada periode ini saya mohon maaf tidak bisa meneruskan pencalonan ini. Saya memilih berdakwah melalui partai politik.” kata Raja Juli kala itu.
Lebih lanjut Raja Juli mengatakan, dirinya berharap Muhammadiyah terus menjadi Islamic civil society yang independen yang membantu pemerintah mendidik dan mensejahterkan rakyat.
Mengutip artikel dari beritasoloraya.com, Raja Juli Antoni siap untuk membantu Hadi Tjahjanto dalam melaksanakan tugas di Kabinet Indonesia Maju.
Berikut nama-nama menteri dan wakil menteri yang baru dilantik di Kabinet Indonesia Maju: