Jangan Gunakan Kantong Plastik untuk Bungkus Daging Kurban. Gunakan Daun Jati, Menghambat Pertumbuhan Mikroba

- 9 Juli 2022, 22:32 WIB
Salah seorang warga menata daging kurban dengan menggunakan pembungkus daun jati.*
Salah seorang warga menata daging kurban dengan menggunakan pembungkus daun jati.* /ANTARA/

KABAR PRIANGAN -  Hari Raya Idul Adha telah tiba, artinya akan ada hewan dan bagi-bagi daging kurban. Bakal banyak sekali penggunaan kantong plastik (kresek) pakai untuk bungkus.

Bagaimana mengurangi penggunaan kantong plastik untuk wadah daging kurban? Daun Jati, antara lain wadah pilihan untuk menghindari penggunaan kantong plastik.

Bayangkan jika satu masjid menyembelih lima ekor sapi dan lima ekor kambing, kurang lebih membutuhkan 875 wadah kantong plastik, dan berapa banyak kantong plastik yang dibutuhkan untuk satu kota?.

Baca Juga: Menu Wajib Hari Raya Idul Adha, Sate Sapi Bumbu Kecap Yang Empuk dan Gurih

Terkait pembagian daging kurban ini, seorang akademisi dari Universitas Jember, Dr. Eka Ruriani menyarankan agar menggunakan daun jati sebagai pembungkus daging kurban sebagai alternatif pengganti kantong plastic yang dinilai alami dan ramah lingkungan.

Dr Eka mengatakan bahwa daun jati yang digunakan untuk membungkus daging kurban akan mampu menghambat pertumbuhan mikroba, sehingga daging kurban yang disimpan dalam pembungkus daun jati akan lebih awet secara alami.

Dikutip dari Antaranews.com, Dr. Eka menyampaikan pandangannya.

Baca Juga: Jack Wilshere, Mantan Pemain Arsenal Memutuskan Pensiun Sebagai Pesepak Bola di Usia 30 tahun

“Dari sisi empiris, daun jati telah teruji memiliki kandungan senyawa kimia potensial yang mampu menghambat pertumbuhan mikroba, sehingga dapat mengawetkan bahan pangan yang dikemasnya,”

"Senyawa kuinon merupakan fraksi terbesar yang ditemukan pada ekstrak daun jati telah teruji memiliki kemampuan sebagai antimikroba (bakteri, fungi, dan virus),” tuturnya.

“Adapun tannin yang merupakan bagian dari polifenol juga dapat berfungsi sebagai antioksidan," tambahnya.

Baca Juga: Heboh Bergoyang Dangdut di Acara Hajatan, Emak-emak Kecebur Parit. Netizen: Mau Ketawa Takut Rossaa

Demikian juga halnya dengan keberadaan flavonoid, utamanya pada daun jati yang masih muda kandungan flavonoidnya (15,07 µg/g) lebih tinggi daripada daun jati tua (9,2 µg/g), mampu memberikan sifat anti jamur, anti virus dan anti bakteri.

Ia menyayangkan ketika daging kurban sudah dijamin sehat dan halal baik dari aspek sumber maupun proses penyembelihannya, akan tetapi pengemasan selama distribusi bahkan saat penyimpanan  harus lebih diperhatikan.

"Idealnya pengemasan harus dapat melindungi produk dari kerusakan akibat pengaruh faktor lingkungan eksternal, yaitu oksigen, kelembapan udara, cahaya, mikroba, tekanan mekanis dan debu," ucap dosen Teknologi Industri Pertanian Unej.

Baca Juga: Tertekan dan Stres, Sule Curhat ke Dicky Chandra Sampai Nangis. Masalah Perceraian Bukan Karena Putri Delina

Pada umumnya kantong plastik menggunakan bahan HDPE (High Density Polyethylene) dan sebagian besar merupakan hasil daur ulang beberapa kali.

“Sehingga semakin banyak chemical agent yang ditambahkan untuk meningkatkan kinerja kantong tersebut,” katanya.

Secara fisik, plastik daur ulang tersebut beraroma khas (berbau), tekstur tebal, elastisitas rendah, rapuh, mudah sobek dan kasar.

Baca Juga: Lima Amalan Istimewa di Hari Arafah, 9 Dzulhijjah, Perbanyak Doa dan Takbir Hingga Sedekah  

Interaksi bahan pangan dengan kemasan dalam jangka waktu tertentu, dapat menyebabkan terjadinya migrasi atau perpindahan chemical agent dari pengemas ke bahan pangan.

"Apalagi jika bahan pangan yang dikemas mengandung lemak yang cukup tinggi seperti daging dan dipicu juga adanya suhu tinggi/pemanasan yang mungkin terjadi saat distribusi," ujarnya.

"Alternatif bahan pengemas yang bersifat alami, sehat dan halal perlu dipikirkan untuk meminimalkan dampak negatif penggunaan kemasan plastik bagi kesehatan," katanya.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah