KABAR PRIANGAN - Setelah rumput Jakarta International Stadium (JIS) dalam ajang Piala Dunia U17 2023 menjadi polemik karena banyak warganet mempersoalkan kualitasnya di media sosial, FIFA sebagai induk organisasi sepak bola dunia yang juga penyelenggara turnamen tersebut mengeluarkan pernyataannya.
Sebelumnya, dari keempat stadion penyelenggara Piala Dunia U17 2023 di Indonesia, kualitas rumput JIS paling mendapat sorotan dari warganet. Di berbagai media sosial netizen membandingkan rumput lapangan di stadion megah tersebut dengan rumput stadion-stadion lainnya.
Dalam tayangan televisi hal itu sangat kentara karena rumput lapangan di JIS tak semulus tiga stadion lain yakni Stadion Si Jalak Harupat Bandung, Stadion Manahan Solo, serta Stadion Gelora Bung Tomo Surabaya.
Menurut Senior Pitch Management FIFA Alan Ferguson, jenis rumput yang digunakan di lapangan JIS adalah Zoysia (Zoysia Japonica, Red) yang biasa tumbuh di negara tropis. Ia menilai, terlepas dari faktor kelembaban dan curah hujan, kualitas rumput Zoysia sangat baik. Tetapi dengan terjadinya hujan maka akan menjadi tantangan tersendiri.
"Ini akan selalu menjadi tantangan tersendiri, terutama untuk kelembaban dan curah hujan di musim hujan. Namun, semua itu telah dikelola dengan sangat baik dengan gangguan yang minimal," ucap Ferguson dilansir laman PSSI, Selasa 14 November 2023.
Ferguson kemudian menyebutkan, Indonesia yang menjadi lokasi penyelenggara Piala Dunia U17 2023 dapat mendapat berbagai fasilitas warisan dari ajang internasional FIFA tersebut. "Dalam hal pemeliharaan lapangan, alat pemotong rumput, dan impor peralatan profesional, yang merupakan hal baru di Indonesia, saya pikir tidak hanya menyediakan platform yang bagus untuk turnamen yang hebat, tetapi juga menyediakan platform yang bagus untuk warisan yang hebat," tuturnya.
Baca Juga: Metode Ini Ternyata Ampuh untuk Menurunkan Berat Badan dan Gula Darah, Tanpa Menghitung Kalori!
Pakai mesin khusus
Ferguson menambahkan, hingga 9 Oktober 2023, rumput Zoysia yang digunakan di JIS dipanen dari Universitas Pelita Harapan Jakarta. Proses pemanenan menggunakan mesin khusus yang dapat menghasilkan gulungan rumput seperti karpet dengan ketebalan lebih dari 4 cm.
"Proses penggantian lapangan ini diawasi secara ketat oleh tim manajemen lapangan FIFA, yang melakukan pengecekan kualitas setiap hari," ucapnya.
Selanjutnya, setelah turnamen ini, para petugas lapangan dan manajer lapangan akan mendapatkan manfaat dari berbagi pengetahuan yang dihasilkan dari upaya kerja sama mereka dengan tim manajemen lapangan FIFA. "Hal tersebut akan memungkinkan mereka untuk
membantu memastikan permukaan lapangan yang kompetitif dan berkualitas tinggi untuk sepak bola Indonesia di masa depan," kata Ferguson mengakhiri.***