Kalah oleh Chelsea di Liga Champions, City Gagal Meraih Treble Winner. Kado Perpisahan Menyakitkan Bagi Aguero

- 30 Mei 2021, 21:22 WIB
PARA pemain Chelsea bersuka-cita mengangkat trofi Liga Champions 2020/2021 yang diraih setelah mengalahkan Manchester City skor tipis 1-0 dalam pertandingan final di Stadion do Dragao, Porto, Portugal, Minggu, 30 Mei 2021 dini hari WIB.*
PARA pemain Chelsea bersuka-cita mengangkat trofi Liga Champions 2020/2021 yang diraih setelah mengalahkan Manchester City skor tipis 1-0 dalam pertandingan final di Stadion do Dragao, Porto, Portugal, Minggu, 30 Mei 2021 dini hari WIB.* /Instagram.com/@ChelseaFC/

KABAR PRIANGAN - Ambisi Manchester City untuk meraih "treble winner" musim ini kandas. Setelah sukses merebut gelar juara Piala Liga Inggris (Carabao) dan Liga Primer Inggris, "The Citizens" gagal memboyong trofi Liga Champions 2020/2021.

City dikalahkan Chelsea dalam pertandingan final di Stadion do Dragao, Porto, Portugal, Minggu (30/5/2021) dini hari WIB, dengan skor tipis 0-1.

Gol semata wayang Chelsea dicetak oleh Kai Havertz menit ke-42, sekaligus gol perdana Havertz di liga antarklub benua biru.

Baca Juga: Preman Garut 'Dadang Buaya' yang Serang Anggota TNI Ditangkap, Warga Bersyukur

Selain kegagalan secara klub, bagi pemain City, Sergio Aguero, kekalahan pada partai pamungkas itu membuat ia gagal memberikan kado indah terakhir untuk timnya.

Sebelumnya diberitakan, pertandingan final ini merupakan laga terakhir Aguero setelah selama satu dasawarsa bergabung dengan "Manchester Biru".

Mantan menantu mendiang legenda sepak bola Argentina, Diego Armando Maradona, itu musim depan akan merumput di La Liga Spanyol memperkuat Barcelona.

Baca Juga: Mengenal Sosok Yang Chil Seong, Orang Korea yang Jadi Pahlawan Garut

Selama 10 tahun itu pula Aguero membawa banyak kesuksesan bagi City. Berbagai juara di level domestik diraihnya.

Ia menjadi salah satu mesin gol terbanyak selama sejarah City berdiri. Total kebersamaannya dengan tim yang kini diasuh Pep Guardiola itu ia menyumbang 258 gol.

Tak heran, begitu peluit tanda pertandingan usai dibunyikan wasit, Aguero yang sebelumnya masuk dari bangku cadangan tampak begitu terpukul dan termenung sambil berdiri di lapangan.

Baca Juga: Siswi Pemeran Video Open BO yang Hebohkan Kota Santri Diamankan Polisi

Pemandangan yang kontras dibandingkan dengan para pemain Chelsea yang bersuka-cita meraih piala kedua kalinya sepanjang klub asal London itu berdiri.

Sebelumnya, Chelsea meraih trofi "Si Kuping Besar" pada tahun 2012 dengan mengalahkan Bayern Muenchen di final.

Di level liga domestik sendiri musim ini Chelsea masih beruntung bisa finis di empat besar Liga Primer Inggris setelah sebelumnya terseok-seok di papan tengah.

Baca Juga: Warga Brasil Tuntut Presiden Bolsonaro Dimakzulkan, Karena Dianggap Gagal Tangani Corona

Selain gagal juara di Liga Primer Inggris, Piala Liga Inggris, "Si Biru" pun baru saja mengalami kekalahan oleh Leicester City di final Piala FA.

Chelsea efektif

Dalam pertandingan "All England Final" di level Eropa tersebut, sebetulnya City lebih banyak menguasai bola yakni 58 persen dibandingkan Chelsea 42 persen.

Namun seperti dilansir pikiran-rakyat.com, Chelsea lebih efektif dalam menciptakan peluang. Tercatat Chelsea menghasilkan dan tembakan mengarah ke gawang, sedangkan City hanya satu kali yakni menit ke-8.

Baca Juga: Usai Shooting Film Berbahasa Sunda, Happy Salma Temui Wabup Sahrul Gunawan, Ngomongin Apa?

Chelsea juga mesti berterima kasih kepada N'Golo Kante. Pemain berposisi gelandang bertahan itu berhasil membuat serangan-serangan City kerap buntu karena penjagaan ketatnya.

Apalagi setelah babak kedua City terus mengurung pertahanan Chelsea, namun tak ada satu pun yang berbuah gol. Justru beberapa kali serangan balik Chelsea membahayakan gawang City.

Adapun bagi Pelatih Chelsea Thomas Tuchel, trofi ini merupakan gelar perdananya bagi Chelsea sejak ia bergabung dari Paris Saint-Germain pada Januari 2021.

Baca Juga: Ternyata Faktor ini Seringnya Terjadi Kecelakaan Lalu Lintas di 'Jalur Tengkorak' Gentong

Ia hanya dikontrak 18 bulan menggantikan Frank Lampard yang dipecat pada bulan Desember 2020. Namun melihat keberhasilan sekarang, seperti halnya kepada Kante, manajemen Chelsea dikabarkan telah menyiapkan kontrak jangka panjang untuk Tuchel.

Menurut Tuchel, kemenangan tersebut tak lepas dari dukungan keluarganya selama ini.

"Itu dimulai dengan ayah dan ibu saya yang mengantarkan saya ke setiap pelatihan sepak bola. Istri saya mendukung saya ketika saya berada di Divisi V sebagai pelatih dengan 20 penonton," katanya dikutip topskor.pikiran-rakyat.com.

Ia menyebutkan pertandingan final sangat emosional. "Keluarga saya di sini, orangtua saya di sini. Kakek saya yang sudah tidak hidup lagi, sangat emosional,” kata dia.

Baca Juga: Hubungan Gerhana Bulan dengan Sakit Perut, dan Gatal-gatal di Kulit, Ini Kata KH Cholil Nafis

Dia juga merasa sangat surpraise. “Saya tidak pernah membayangkan sebagai pelatih muda bahwa saya bisa menyentuh piala ini dan sekarang kami bermain di dua final dan hari ini kami menang," ujar Tuchel, melanjutkan.

Pelatih asal Jerman itu pun menyadari timnya kurang difavoritkan menjadi juara dibandingan City. Namun ia mengaku dengan posisi tersebut jusru memebuatnya senang dan ingin menjadi batu sandungan bagi City.

"Kami siap bahwa kami harus menderita, tetapi kami ingin menjadi batu di sepatu dan berada di sana terus-menerus," kata Tuchel.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah