Dorong Pemulihan Ekonomi Lewat Wisata dan Budaya

22 Februari 2021, 09:32 WIB
Para pengisi acara mengabadikan kehadirannya. /Kabar-Priangan.com/Irman S/

KABAR PRIANGAN - Pemerintah Desa Kiarajangkung, Kecamatan Sukahening, Kabupaten Tasikmalaya terus berupaya mengecangkan tekad dalam mendorong pemulihan ekonomi masyarakat.

Sejumlah potensi mulai ekonomi, wisata serta seni budaya akan coba dikolaborasikan menjadi lahan bagi masyarakat dalam menambah penghasilan.

Keberadaan Curug Cihandeuleum yang memesona akan coba dikemas menjadi salah satu destinasi andalan yang kelak diharapkan bisa berperan dalam menggerakan sektor ekonomi di desa yang berada di kaki Gunung Galunggung dan Talaga Bodas tersebut.

Baca Juga: Pangdam IX Udayana dan Shopee Indonesia Bantu Tuntaskan Krisis Air Bersih di NTT

Berada tak lebih 2,5 km dari Kantor Desa Kiarajangkung, curug tersebut menyuguhkan ketenangan serta tentu saja menyegarkan.

Indahnya pemandangan berupa hamparan pesawahan dengan lekuk pematangnya yang indah mengingatkan pada suasana kota Ubud di Pulau Bali.

Wisatawan atau pengunjung yang menyenangi keindahan seperti itu maupun pehobi photografi justru tak perlu jauh-jauh pergi ke Ubud Bali.

Baca Juga: Uluwatu Bali Akan Hadir di Pangandaran

"Ya pemandangan yang menyejukan tersaji secara alamiah disini. Pesona indah hamparan sawahnya, bukit-bukit kecil Kiarajangkung bertonjolan di antara pesawahan luas," kata Asep Wawan, S.Sos, Kades Kiarajangkung saat menghadiri Milangkala panca warsa komunitas Tasikmalaya Sarakan Kuring (Tasakur) di GOR Kiarajangkung, Minggu 21 Februari 2020 kemarin.

Tebing-tebing bukit itu pun menjadi area pesawahan dengan konsep terasering yang sering terlihat di Ubud Bali.

Keberadaan Curug Cihandeleum juga kata Asep akan melengkapi destinasi ketika pengunjung tergerak menjejakan kakinya ke kawasan Kiarajangkung.

Baca Juga: Pertamina dan Pemkab Ciamis Gelar Operasi Pasar Elpiji 3 Kg di Kecamatan Baregbeg

Kemudian, aset lain berupa para pelaku seni budaya juga ke depan diharapkan bisaaling menunjang dalam upaya menjadikan kawasan itu jadi desa wisata.

Pengunjung pun bisa berinteraksi dengan para perajin maupun pencari gula aren. Selan padi, aktivitas warga banyak didominasi sebagai perajin gula aren.

Diwarisi perkebunan aren yang mencapai lebih dari 20 hektar, sekitar 50 orang warga berprofesi sebagai perajin gula aren.

Baca Juga: HPSN ke-6, Karang Taruna Bina Karya dan Pemdes Bersihkan Sungai Gede

Pemerintah desa pun sudah mendorog perajin untuk melakukan diversifikasi alias pengembangan usaha dari bahan baku aren.

Selain dibuat gula aren biasa, ia berharap ke depan bisa dikembangkan untuk membuat gula semut atau gula cair yang punya ceruk pasar ekspor.

"Nah mimpi kami beragam sajian itu, akan dikolaborasikan dengan menghadirkan pentas seni yang banyak ditekuni oleh warga. Makanya, kehadiran Tasakur yang membawa pesan untuk ngamumule budaya dan seni sunda sangat kami apresiasi. Tak menutup kemungkinan ke depan di Area Curug digelar pentas seni budaya tahunan yang berpotensi menyedot wisatawan," kata Asep.

Baca Juga: TNI bersama Kader Gerindra dan Pemuda Cinyasag Ciamis Bersihkan Tugu Monumen Panji Siwangi

Dengan begitu, dia optimistis denyut ekonomi bisa berdetak. Namun pandemi Covid-19 membuat serangkaian program yang telah dirancang tersendat.

"Mudah-mudahan Covid segera reda dan komitmen kita bisa segera direalisasikan," ujarnya.

Debus
Kemasan acara milangkala Tasakur sendiri berjalan sederhana. Hanya beberapa komunitas seni yang dipentaskan yakni pencak silat Putra Wijaya kusumah asuhan Ki Nurdin, Karinding Sadulur serta pentas debus dari Ki Aja dan kawan-kawan.

Malah karena acara hanya dipatok sampai jam 12.00 WIB, pentas karinding dan debus terpaksa digelar bersamaan.

Namun pentas debus seolah menjadi klip dari sejumlah tembang sunda yang dibawakan grup karinding Sadulur yang tampil energik dan menghibur.

Baca Juga: Cabor Panahan Kota Tasikmalaya Optimistis Menatap Babak Kualifikasi

Husain dan Naufal yang turut menyaksikan pentas itu takjub dan cukup terhibur dengan pentas karinding yang dipadukan dengan debus itu.

"Nah disinilah kreatifitas para pelaku seni tak terkekang. Dengan durasi waktu yang terbatas, mereka masih mengkombinasikan dua bentuk seni budaya menjadi suguhan yang manarik. Inilah yang akan kita coba kembangkan dalam mewujudkan adanya desa wisata yang jadi impian masyarakat disini," kata Sofyan Faris, salah satu pendiri Tasakur.

Pihaknya pun mengaku akan mendukung dan bersinergi dengan seluruh kelompok masyarakat dalam pengembangan seni budaya dalam bingkat apapun bak desa wisata ataupun yang lainnya.

Baca Juga: Lupa.Matikan Tungku, Rumah Iso Ludes Terbakar

"Konsep apapun sepanjang bisa mendukung upaya kami dalam ngamumule budaya sunda," kata Abah Bangbara inisiator Tasakur menambahkan.***

Editor: Dede Nurhidayat

Tags

Terkini

Terpopuler