Jelang Pemilihan Rektor, Dinamika Politik Kampus Unsil Masih Landai

14 September 2021, 15:46 WIB
REKTOR bersama jajaran senat Universitas Siliwangi berjalan menuju lokasi wisuda beberapa waktu lalu.* /Dok. Kampus Unsil/

KABAR PRIANGAN - Dinamika politik di kampus perjuangan Universitas Siliwangi Tasikmalaya belum menunjukan grafik peningkatan menjelang pemilihan Rektor untuk periode tahun 2022-2026.

Atmosfer kompetisi pun tampak masih landai. Sejumlah sumber internal dan unsur anggota senat sebagai pemilik suara juga belum melihat pergerakan dari setiap kandidat yang berpotensi maju dalam menggalang dukungan.

"Yah beginilah politik kampus. Tak ada pergerakan massif seperti dalam politik praktis. Tetapi bumbu-bumbu kontestasi hawar-hawar sih mulai terasa. Tetapi masih sebatas wajar lah, " ujar Dr. Ade Komaludin, M. Sc, salah seorang anggota senat yang dihubungi "KP".

Baca Juga: Soal Dugaan Penggelapan Dana SPPT PBB, Kejari Banjar Masih Melakukan Pengembangan

Apalagi, gong kontestasi pilrek belum dibuka. Kalau habis periode kepemimpinan berakhir tahun 2022, tahapan Pilrek kemungkinan baru digelar di bulan Oktober mendatang.

Sejumlah nama pun mulai digadang-gadang punya kans dan syarat untuk melanjutkan tongkat estafet kepemimpinan yang segera ditanggalkan Prof. Dr. Rudi Priadi.

Hanya meski banyak dihuni guru besar, banyak diantara mereka yang hampir pasti tak bisa maju karena terjegal usia serta statusnya bukan ASN alias PPPK.

Baca Juga: Animo Masyarakat Tinggi, Capaian Vaksinasi di Kabupaten Sumedang Capai 34,45 Persen

"Ya, salah syaratnya kan harus ASN, serta belum berusia 60 tahun. Jadi ini saatnya regenerasi tampaknya, " ujar Direktur Pasca Sarjana Unsil ini.

Merunut pada Peraturan Menteri Kementerian Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia tentang Pengangkatan Dan Pemberhentian Pemimpin Perguruan Tinggi Negeri no 19 tahun 2007, kandidat rektor harus ASN (PPPK tidak masuk syarat) dan sekurang-kurangnya pernah menjabat minimal Ketua jurusan.

Jadi jika mengacu pada syarat itu, banyak figur yang memiliki kesempatan untuk menjajal pesta demokrasi di kampus tersebut. Selain Prof. Arifin ada sosok Prof Iis Marwan, Dr. Cucu Hidayat, Dr. Gumilar Mulya, Dr. Nundang Busaeri, Dr. Supratman dan lainnya.

Salah seorang dosen di Fakultas Pertanian Unsil, Dr. D. Yadi Heryadi, M. Sc pun belum melihat adanya persaingan serius menuju pemilihan Rektor itu.

Baca Juga: Soal Dugaan Penggelapan Dana SPPT PBB, Kejari Banjar Masih Melakukan Pengembangan

Meski tak menutup kemungkinan ada kandidat dari luar Unsil, ia berharap potensi figur lokal tetap jadi prioritas.

"Disamping potensinya banyak dan dinilai kompeten, figur lokal diyakini bisa lebih mengenal histori perjuangan Unsil jadi PTN. Kemudian, proses adaptasinya pun tidak akan terlalu lama, " ujar dia.

Adaptasi cepat dinilai sangat penting karena sejumlah pekerjan rumah masih cukup banyak untuk diselesaikan. Setelah era Prof. Rudi menyelesaikan administrasi kepegawaian, proses perpindahan ke kampus Mugarsari juga menuntut rektor Unsil ke depan bergerak ektra cepat.***

Editor: Teguh Arifianto

Tags

Terkini

Terpopuler