Tim Penelitian UPI Kunjungi SMPN 2 Lembang, Sampaikan Pentingnya Sekolah Ramah Anak Berwawasan Keindonesiaan

1 Agustus 2023, 23:21 WIB
Tim penelitian dari UPI Bandung mengunjungi SMPN 2 Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Senin, 31 Juli 2023.*/kabar-priangan.com/Dok. FPIPS UPI /

KABAR PRIANGAN - Tim penelitian dari Universitas Pendidikan Indonesia (UPI) Bandung mengunjungi SMPN 2 Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Senin, 31 Juli 2023. Tim dipimpin Beben Kadar Solihat, SPd, MM, yang beranggotakan Dr Siti Nurbayani, MSi (Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan FPIPS UPI), Dr Rama Wijaya A Rozak, MPd, Vini Agustiani Hadian, MPd, dibantu sejumlah mahasiswa yaitu Muhammad Jidan Andhika, Armi Alzzaini, Nazwa Putri, dan Rhaina Dellainur.

Kunjungan penelitian tersebut untuk berdiskusi tentang Sekolah Ramah Anak (SRA) dan berbagi pengalaman terkait permasalahan-permasalahan seputar siswa di sekolah. SRA tidak hanya berfokus pada menciptakan lingkungan dan budaya sekolah yang ramah terhadap anak, tetapi juga harus mampu meningkatkan kepedulian siswa terhadap sesama dan mereka mampu menjaga diri dari berbagai indikasi tindak kejahatan.

Siti Nurbayani menyampaikan, saat ini permasalahan anak semakin kompleks dan mereka sangat rawan menjadi korban kekerasan dan child grooming. Anak usia SD-SMP sering menjadi korban child grooming karena mereka cenderung membutuhkan pengakuan dari orang lain dan sedang senang melakukan eksistensi diri. "Hal inilah yang sering dimanfaatkan oleh para pelaku untuk melakukan kejahatan," kata Bu Yeni, sapaan akrabnya.

Baca Juga: Fase Penting Masa Peralihan dari SD ke SLTP, Tim Puskesmas Indihiang Kota Tasikmalaya Sampaikan Materi PHBS

Lebih lanjut Yeni mengatakan, anak saat ini tidak hanya menjadi korban kekerasan, tetapi juga sangat berpotensi menjadi pelaku kekerasan fisik, verbal, dan digital. "Banyak siswa yang menjadi pelaku kekerasan di sekolah, diantaranya melakukan perundungan sebagai bentuk eksistensi," ucapnya.

Disampaikan pula, dilansir dari data Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (KPPPA) menyebutkan bahwa dua dari tiga siswa mengalami perundungan di sekolah dan di luar sekolah. Lebih lanjut, hasil riset Global School-Based Student Health (GSHS) menyebutkan bahwa 20 persen korban perundungan memiliki keinginan untuk mengakhiri hidupnya. "Permasalahan ini membutuhkan perhatian serius dari banyak pihak, terutama sekolah dan keluarga," kata Yeni.

Karena itu, lanjut Yeni, SRA harus mampu memberikan perhatian dan perlindungan terhadap anak dari berbagai aksi kejahatan, baik sebagai korban maupun pelaku. Hal ini dapat diwujudkan melalui pembekalan berbasis wawasan Keindonesiaan yang terintegrasi dalam pembelajaran di kelas dan pembiasaan dalam budaya sekolah. Seperti kita ketahui, Indonesia sangat kaya dengan kebudayaan daerah, hal inilah yang harus dikuatkan dalam budaya sekolah.

Baca Juga: Ini Contoh Teks Pidato Singkat HUT Kemerdekaan RI 17 Agustus, Cocok untuk Referensi Semua Kalangan

"Misalnya menguatkan pemahaman kesetaraan dan menghargai sesama, mengadakan pentas seni budaya berbagai daerah dan meresapi maknanya, memprogramkan budaya daerah di sekolah, membiasakan komunikasi menggunakan bahasa daerah ragam halus di lingkungan sekolah, dan sebagainya," ujar Yeni.

"Hal yang tak kalah penting ialah memberikan pemahaman kepada siswa terkait tindak kejahatan yang marak terjadi pada siswa dan menjelaskan indikator kejahatannya serta tindakan pencegahan yang dapat dilakukan oleh siswa," kata Yeni menambahkan.

Dalam kesempatan menyampaikan materi, Rama Wijaya mengatakan keberadaan SMPN 2 Lembang sangat berpotensi menjadi SRA yang berwawasan Keindonesiaan karena budaya sekolah tercipta dengan baik yang berbasis pada kearifan lokal. Pernyataan tersebut didasarkan pada hasil pengamatan langsung di sekolah yaitu ketika tim dari UPI sedang berbincang di lingkungan sekolah, setiap siswa yang lalu lalang membungkukkan badan sambil menjulurkan tangan kanan ke bawah, tak lupa para siswa mengucapkan "punten".

Baca Juga: Ini 12 Link Twibbon Keren untuk Rayakan Hari Pramuka 14 Agustus, Pilih yang Terbaik Pasang di Medsos Kamu

"Perilaku ini merupakan ciri khas dari budaya Sunda yang melekat di sekolah tersebut dan sangat pantas menjadi role model. Hal tersebut merupakan modal awal yang baik untuk memberikan penguatan wawasan Keindonesiaan kepada para siswa melalui pembiasaan yang terintegrasi dalam semua rangkaian kegiatan di sekolah," tutur Rama.***

 

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler