Primajasa Institute, Siap Berkontribusi Secara Keilmuan

- 8 Maret 2021, 11:10 WIB
EMPAT pembicara hadir dalam diskusi publik bertema "Anomali Di kota Santri" pada saat launching Primajasa Institute yang digelar di Balai Panghegar Hotel Mandalawangi, Kota Tasikmalaya, Sabtu, 06 Maret 2021.*
EMPAT pembicara hadir dalam diskusi publik bertema "Anomali Di kota Santri" pada saat launching Primajasa Institute yang digelar di Balai Panghegar Hotel Mandalawangi, Kota Tasikmalaya, Sabtu, 06 Maret 2021.* /Kabar-Priangan.com/Aris Mohammad Fitrian/

 

KABAR PRIANGAN - Tasikmalaya yang dikenal sebagai kota santri menunjukan anomali atau ketidak normalan pada saat ini.

Meski fenomena sosial bermunculan dalam 10 tahun terakhir, anomali tersebut apakah santrinya, ulamanya atau pemimpin pemerintahan, bahkan rakyatnya yang membuat kota santri itu jauh dari kenyataan saat ini.

Hal itu mencuat dalam diskusi pada Launching Primajasa Institute di Balai Panghegar Hotel Mandalawangi, Kota Tasikmalaya dengan tema "Anomali Di kota Santri" pada Sabtu, 6 Maret 2021.

Baca Juga: Mulyadi Digadang-gadang Siap Maju di Pilgub Jabar

Rektor IAILM Suryalaya Prof. DR. Asep Salahudin, salah satu pembicara mengatakan, anomali tersebut apakah hanya terjadi di Tasikmalaya, atau justru terjadi pula di Jawa Barat dan nasional.

Untuk menanggapi hal tersebut, butuh penelitian yang memadai. Apa yang menyebabkan anomali di kota santri.

“Jadi sejak dahulu Tasikmalaya itu tidak pernah kekurangan ulama yang sampai ke tingkat nasional. Namun hari ini bagaimana?” jelas Asep Salahudin.

Baca Juga: Mulan Jameela Dijagokan Dalam Pilkada Garut

Halaman:

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x