Baca Juga: Greenpeace Minta Presiden Joko Widodo Menyadari COP26 Menentukan Keberlanjutan Kemanusiaan
“Museum ini sebagai salah satu media strategis untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di SMA kami. Para murid bisa mempelajari sejarah yang paling dekat dengan mereka, yaitu kehidupan orang-orang tua mereka,” ujarnya.
Bagi generasi Z, telefon koin saja bisa berkisah banyak tentang bagaimana komunikasi jarak jauh dilakukan sebelum ada perangkat telefon genggam. Demikian juga dengan benda lannya yang kini sudah tidak dipakai lagi dalam kehidupan sehari-hari.
Untuk pengumpulan barang-barangnya, Hj. Lely menuturkan, didapat dengan berbagai upaya. Ada hasil membeli, sumbangan dari guru.
Baca Juga: Ini Alasan Aksi Joker Jepang Melukai 17 Penumpang Kereta di Tokyo
Bahkan Kepala Kantor Cabang Dinas Pendidikan Wilayah XII, Dr. Abur Mustikawanto, M. Ed., turut menyumbang barang.
Hj. Lely sendiri menyumbangkan beberapa barang yang didapat dari keluarga besarnya.
Untuk tempat penyimpanan koleksi museum, Hj. Lely mengaku masih berupaya agar kelak ada ruangan khusus.
“Di sini kami memang masih kekurangan ruangan. Kami terus berupaya menyiasati dengan lahan yang ada. Mudah-mudahan ke depan bisa membangun beberapa ruang lagi, antara lain untuk museum ini,” ujarnya.