Pada tahun 1998 itu, Ibu Ihat yang merupakan seorang ibu rumah tangga alumni SDN 2 Jelat dan SDN Petirhilir Baregbeg Ciamis, SMPN 3 Bekasi, dan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Bekasi di Tambun, mendirikan LPK Gilang Tiara yang bergerak dalam bidang kursus menjahit.
Selain memberikan keterampilan kepada warga sekitar, Ibu Ihat pun bekerja sama dengan beberapa owner pabrik di sekitar Kabupaten Bekasi dan Bogor sehingga murid yang sudah tamat kursus dapat langsung disalurkan dan siap untuk bekerja. Dalam satu tahun pertama murid didik LPK Gilang Tiara mencapai lebih dari 300 orang.
Belum puas dengan pelayanan pendidikan yang dirasa belum layak, pada tahun 2001 Ibu Ihat pun mendirikan PKBM Gilang Tiara. Namun berbeda dengan LPK kursus menjahit, penilaian sejumlah warga sekitar terhadap dunia pendikan sangat kurang bahkan dianggap tidak penting. Hal itu menjadi tantangan terbesar bagi Ibu Ihat.
Program PKBM Gilang Tiara sendiri salah satunya yaitu Keaksaraan Fungsional (KF), dimana konsep belajar sepanjang hayat muaranya di sini. Jika murid-murid sekolah formal adalah mereka yang berusia 7 sampai 18 tahun, hal itu berbeda dengan KF yang warga belajarnya kebanyakan sudah berusia lanjut (Andragogi).
Menurut Bapak Subiatna MPd, Suami (Almarhumah) Ibu Ihat Husnul Hotimah, ada hal unik dan mengesankan terkait mengajak dan menerangkan kepada masyarakat sekitar bahwa pendidikan itu sangat penting. Ketika itu Ibu Ihat membuat program bantuan modal sebesar Rp100.000 bagi warga yang sudah bisa membaca dan menulis.