Sebelum Implementasikan Kurikulum Merdeka, Para Kepala SMA di Kota Tasikmalaya Ikuti 'Manasik'

- 1 Maret 2023, 21:38 WIB
Sejumlah kepala SMA di Kota Tasikmalaya antusias mengikuti workshop persiapan implementasi Kurikulum Merdeka.*
Sejumlah kepala SMA di Kota Tasikmalaya antusias mengikuti workshop persiapan implementasi Kurikulum Merdeka.* /kabar-priangan.com/Irman S/

KABAR PRIANGAN - Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (KKKS) SMA Kota Tasikmalaya mendorong setiap SMA mulai menerapkan Kurikulum Merdeka mulai tahun ajaran 2023-2024 karena kurikulum itu harus diterpakan oleh semua sekolah pada tahun ajaran 2024-2025.

"Siap tidak siap ya harus siap. Makanya MKKS gelar 'manasik' atau pembekalan untuk mengimplementasikannya," kata Ketua MKKS SMA Kota Tasikmalaya Drs Aam Abdullah disela
acara Workshop persiapan implementasi kurikulum merdeka yang digelar di lantai II Gedung Kopotren SMA Al-Muttaqin, Jalan Siliwangi, Kota Tasikmalaya, Rabu 1 Maret 2023.

Namun dari tiga pilihan implementasi Kurikulum Merdeka mulai mandiri berbagi, mandiri berubah dan mandiri belajar, sebagian besar pengelola SMA di Kota Tasikmalaya cenderung akan menerapkan mandiri berubah.

Baca Juga: Kasus Flu Burung Terdeteksi Muncul di Kota Cirebon dan Cimahi, Peternak Ayam dan Unggas Tasikmalaya Waswas

Artinya kata dia, memberikan keleluasaan kepada satuan pendidikan untuk menerapkan Kurikulum Merdeka dengan menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan pemerintah pusat. Sementara kalau mandiri berbagi, sekolah harus bisa mengembangkan sendiri perangkat ajar dalam proses penerapan Kurikulum Merdeka.

Dalam hal ini, guru dan satuan pendidikan diminta untuk menyiapkan materi dan bahan ajaran baru dengan semangat belajar dan berbagi. Menurut dia, SMAN 1 Tasikmalaya yang sudah mengimplementasikan tahun lalu juga menerapkan mandiri berubah. "Jika nanti sudah siap dengan pengembangan berbagai bahan ajar, implementasi mandiri berbagi adalah pilihan yang terbaik," kata Kepala SMA Al-Muttaqin In In Kadarsolihin disela acara.

Ketua MKKS Aam menambahkan pilihan tersebut tergantung kesiapan manajemen pengelola sekolah alias tidak boleh dipaksakan. Ditambahkan dia, ada fleksibilitas dalam penerapan kurikulum itu. Setiap siswa misalnya, diberi kebebasan untuk memilih mata pelajaran yang akan dipelajari sesuai bakat dan minatnya dengan panduan guru Bimbingan dan Konseling.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x