Network
(3) Polisidenton, yaitu beberapa kata, atau klausa yang berurutan yang dihubungkan satu sama lain dengan kata-kata sambung. Polisidenton juga merupakan pengulangan berupa penggunaan kata tugas.
(4) Pleonasme, yaitu majas yang bermakna sama untuk menegaskan suatu hal. (5) Hiperbola, yaitu ucapan kiasan yang dibesar-besarkan. (6) Eufemismus, yaitu penghalusan makna kata yang dianggap tabu oleh masyarakat. (7) Koreksio, yaitu gaya bahasa yang menegaskan sesuatu yang kemudian diperbaiki atau dikoreksi kembali.
(5) Asindeton, yaitu majas pengungkapan frasa, klausa, kalimat, atau wacana tanpa kata sambung. (6) Erotesis atau pertanyaan retori adalah majas yang menggunakan kalimat tanya yang tidak membutuhkan jawaban, melainkan pertanyaan untuk menegaskan.
Baca Juga: Layanan BSI Lumpuh Hambat Pelunasan Biaya Haji di Tasikmalaya, Warga Panik Tak Bisa Cek Setoran
Selain itu, terdapat lima penggunaan gaya bahasa kiasan yaitu gaya bahasa penyimpangan yang lebih jauh, khususnya dalam bidang makna, yang terdiri atas gaya bahasa personifikasi atau prosopepeia. Ini adalah majas yang di dalamnya digambarkan orang yang imajiner atau tidak hadir sedang berbicara atau bertindak.
Majas sinekdoke yaitu kiasan di mana istilah untuk bagian dari sesuatu digunakan untuk merujuk pada keseluruhan, atau sebaliknya; dan metafora yaitu majas yang digunakan untuk menyamakan sesuatu yang lainnya, atau dikenal dengan kiasan.
