KABAR PRIANGAN - Mulai tanggal 1 Juli 2022 pembeli BBM bersubsidi diwajibkan untuk menggunakan aplikasi MyPertamina yang dapat di install melalui PlayStore.
Walaupun masih dalam uji coba yang diberlakukan di beberapa kota, masyarakat mulai mengunduh aplikasi MyPertamina melalui PlayStore usai pemerintah mengumumkan peraturan baru pembeliaan BBM subsidi, seperti Pertalite dan Solar.
Aplikasi MyPertamina saat ini sudah diunduh lebih dari satu juta kali melalui PlayStore, alih-alih mendapat sambutan positif, aplikasi tersebut meniggalkan ulasan negatif yang disertai bintang satu dari pengguna.
Baca Juga: LINK LIVE STREAMING Laga PSIS Semarang vs Arema FC di Semifinal Leg 1 Piala Presiden 2022 Sore Ini
Beberapa pengguna menilai aplikasi tersebut malah mempersulit dalam pembelian BBM bersubsidi Tak sedikit dari pengguna yang mengeluhkan banyaknya kendala saat mendaftar dan menggunakan aplikasi MyPertamina.
Dilansir dari PIKIRAN RAKYAT, MyPertamina adalah sebuah aplikasi yang terintegrasi dengan aplikasi pembayaran online LinkAja dan pengguna dapat dengan mudah menautkan metode pembayaran online dengan menggunakan aplikasi LinkAja.
Hal ini dilakukan untuk dapat membayar BBM dengan mudah secara non-cash.
Walaupun terlihat mudah dan efisien, aplikasi MyPertamina ternyata masih menyimpan kekurangan.
Salah satu kekurangan tersebut disebabkan karena aplikasi MyPertamina hanya dapat menautkan satu aplikasi pembayaran online saja, sehingga dinilai merepotkan karena harus mengunduh dua aplikasi.
Dilansir Pikiran-Rakyat.com dari Antaranews.com, pengamat keamanan siber dan teknologi informasi, Alfons Tanujaya menyarankan agar pemerintah segera memiliki kebijakan terpusat yang menaungi aplikasi digital.
Hal tersebut ditujukan agar instansi pemerintah hanya menggunakan satu aplikasi terpusat tanpa menciptakan aplikasi baru, sehingga penggunaannya pun lebih efisien.
Baca Juga: Polres Sumedang Tangkap 2 Pelaku Tindak Pidana Pencurian dengan Kekerasan
Ia juga berpendapat bahwa peluncuran aplikasi baru hanya akan membingungkan masyarakat karena harus mensosialisasikannya dari awal.
“Bagaimana ada efisiensi, jadi jangan setiap instansi ingin melakukan suatu aktivasi lalu bikin aplikasi baru, karena aplikasi biayanya tinggi,” ujar Alfons Tanujaya Rabu, 29 Juni 2022.
Alfons Tanujaya juga menyebutkan bahwa dengan menggunakan aplikasi yang sudah ada, maka PT Pertamina cukup menambahkan database yang diperlukan saja, seperti nomor kendaraan.
Selain mendapat perhatian dari pengamat keamanan siber dan teknologi, aplikasi MyPertamina tentu tak luput dari perhatian masyarakat Indonesia.
Setelah diluncurkan beberapa waktu lalu, banyak sekali pengguna aplikasi MyPertamina yang menyampaikan keluhannya.
Seperti yang dikutip oleh Pikiran-Rakyat.com dari ulasan aplikasi MyPertamina di Google Play Store berikut ini.
“Kenapa setelah sudah daftar, data terdaftar app nya gabisa dipakai. Setiap masuk ke app keluar sendiri, kembali terus tak bisa masuk! App tipu2 kali ya. Setelah diikuti kemaunnya, tak dipermudah tapi tambah dipersulit.” Tulis akun A***, dikutip dari Google PlayStore, Jumat, 30 Juni 2022.
“Pas mau daftar gabisa lanjut dgn ket “Terjadi kesalahan pada aplikasi”, diulang2 di jeda waktu juga tetep gabisa.Ckckck kualitas aplikasi mod…” imbuh akun berinisial D***, dikutip dari Google PlayStore, Jumat, 30 Juni 2022.
Berdasarkan hasil ulasan di Google PlayStore, aplikasi MyPertamina ini banyak mendapatkan bintang 1 dan komentar negatif dari warganet.
Baca Juga: Afgan Dikabarkan Akan Segera Menikah dengan Wanita Berinisal M. Netizen: Pacar SMA-nya?
Terlebih, lantaran aplikasi tersebut dinilai kurang responsif, mulai dari masalah pendaftaran hingga rumitnya pembayaran.
Hingga saat ini, aplikasi MyPertamina masih mendapat rating sangat rendah, mulai dari bintang 1 atau 1,6 dengan ulasan Google mencapai 130 ribu komentar yang cenderung negatif.***