KABAR PRIANGAN - Aksi panggung Iwan Fals selalu menjadi magnet kuat bagi para penggemarnya. Uniknya, mereka berasal dari lintas generasi. Tak hanya kalangan dewasa yang usianya sudah kepala lima atau enam, namun juga generasi belia berumur belasan.
Para fan pun berasal dari berbagai daerah di Tanah Air. Seperti saat konser Iwan Fals di Lanud Wiriadinata Cibeureum Kota Tasikmalaya, Sabtu 15 Juni 2024, terpantau tak hanya datang dari kota-kota di Pulau Jawa seperti Bandung, Jakarta, Bogor, dan Surabaya, namun juga lintas pulau seperti dari Bangka Belitung.
Di antara 50 ribu penonton --berdasar hitungan checker pihak Tiga Rambu Management sebagai pelaksana konser-- terdapat sejumlah pedagang pernak-pernik yang berhubungan dengan Si Bento, panggilan Iwan sesuai salah satu judul lagunya yang paling hits. Para pedagang kaos, foto, dan aksesoris lainnya tersebut banyak yang berasal dari penggemar fanatik Iwan sendiri. Para fan berdagang mengikuti dari konser ke konser Iwan, meskipun jaraknya jauh dari rumah mereka. Sejumlah pedagang yang sempat ngobrol-ngobrol dengan kabar-priangan.com/Surat Kabar Harian "Kabar Priangan" diketahui berasal dari Bandung, Bekasi, dan Jakarta.
Fitroh (40), pedagang aksesoris asal Matraman, Jakarta, mengatakan dirinya sering datang langsung ke lokasi konser Iwan Fals, terutama di wilayah Jabodetabek. Ia salah seorang penggemar Iwan Fals. "Alhamdulillah dengan jualan ini lumayan (pendapatannya), kita ambil barokahnya saja," ucapnya.
Fitroh berdagang ikat kepala. Tampak ia mengenakan ikat kepala warna merah dengan tulisan Legend of Iwan Fals. Menurutnya, dirinya datang ke Tasikmalaya pukul 15.00 WIB bersama sejumlah rekannya. Selain ikat kepala yang dijual Rp5000 per lembar, juga kipas bergambar Iwan Fals seharga Rp15.000. "Murah meriah saja, tak mahal-mahal," ucapnya.
Pembeli saat konser Iwan Fals cukup banyak
Sementara itu di lokasi parkiran mobil sejumlah pedagang berjejer menjajakan produk jualannya. Desi (40), penjual kaos bergambar Iwan Fals, menyebutkan kaos yang dijualnya kisaran harga Rp 85.000-Rp 100.000. Ia juga menjual bando dan ikat kepala. "Jualan aksesoris Iwan Fals karena pembelinya cukup banyak," ucapnya.
Sebelumnya ia juga berdagang saat Iwan konser di Sukabumi, 8 Juni 2024. "Konser selanjutnya di Cirebon katanya 29 Juni 2024 Insya Allah saya juga berencana datang," ucap perempuan berjilbab asal Jakarta tersebut.
Menonton konser Iwan Fals sambil berdagang, tak memperhitungkan untung rugi
Dedi, pedagang kaos Iwan Fals asal Bale Endah Kota Bandung berdagang sejak tahun 2012. Sejumlah kota telah didatanginya sambil berjualan, termasuk Bali dan Lampung. Ia juga hadir saat konser Iwan di Sukabumi. "Dimana ada konser Iwan Fals terutama di sekitar Jawa Barat selalu hadir. Kadang di kota lain juga, tapi sekarang mah sedang ada pekerjaan order kaos jadi jarang kalo yang terlalu jauh," ucap Dedi.
Bagi Dedi, bisa menonton konser sambil berdagang merupakan kebahagiaan, sehingga kerap tak memperhitungkan untung rugi. "Kadang hasilnya jeblok tapi dinikmati saja karena yang utamanya bisa sambil menonton konser," ujarnya.
Kaos tema gabungan Iwan Fals dan Persib Bandung
Kaos yang dijual Dedi berbagai model. Biasanya yang paling laris adalah kaos tema yaitu kaos yang bertuliskan momen pagelaran konser tertentu. Uniknya, ada juga kaos bertema gabungan Iwan dan Persib Bandung yakni Fals Persib. "Kaos ini banyak yang beli, biasanya Bobotoh yang penggemar Iwan Fals juga," tutur Dedi.
Pedagang lainnya, Inyo (40), berasal dari Bekasi Timur, Kota Bekasi. Ia berdagang foto-foto Iwan, stiker, MDF yakni foto dalam bentuk papan, serta slayer. Ada ratusan foto yang ia jajakan. Harga foto MDF tergantung ukurannya. Ukuran kecil kisaran Rp20.000, sedang Rp25.000, dan besar Rp35.000. Foto biasa Rp5.000. Selain itu slayer Rp5000, sedangkan stiker Rp 5.000 dapat tiga lembar.
Mereka juga hadir di Lampung dan Bali. Saat konser Iwan di Sukabumi baru-baru ini, Inyo dan rekannya juga datang. Rencananya akan hadir juga saat konser di Bogor dan Cirebon. "Jakarta selalu hadir, di Jawa sepertinya saat ada konser sudah semua didatangi. Surabaya, Solo, Bandung apa lagi," kata Inyo.***