Network
KABAR PRIANGAN - Menyajikan menu buhun dengan mengandalkan pepes, pindang dan goreng ikan nilem sultan, Rumah Makan (RM) Tohuy yang berada di Jl. Mayor Utarya sukses membuat pelanggannya deudeuieun.
Campuran rempah serta pilihan ikan nilem berukuran jumbo yang berisikan telur jadi ciri khas dari menu andalan RM Tohuy yang dirintis Eri Tohuy.
Eri sendiri tergerak memelihara menu buhun dengan harapan masyarakat Sunda yang rindu akan pepes ikan, bisa merasakan kembali sensasi icip-icip menu buhun.
Baca Juga: Di Garut, Puluhan Orang Diamankan Tim Gabungan di Tempat Hiburan Malam
Buktinya, saat produk racikan nya di posting media sosial sejak lebih dari satu tahun lebih, order dari sejumlah konsumen luar daerah, termasuk dari luar pulau acapkali datang.
Konsumen yang datang dari luar daerah, kata Eri, rata-rata perantau urang Sunda yang rindu masakan Sunda serta tertarik dengan bobot ikan yang besar dan bertelur.
"Alhamdulillah, beragam racikan nileum sultan yang kami produksi direspon pasar cukup baik. Kebutuhan akan ikan nilem sultan yang mencapai 20 kg per hari juga kadang tidak cukup untuk memenuhi permintaan," ujar Eri Tohuy Saat berbincang dengan kabar-priangan.com belum lama ini.
Baca Juga: Bocoran Ikatan Cinta 24 September 2021: Rendi Kaget Satpam Baru di Rumah Aldebaran Bukan yang Diusulkan
Disebut ikan nilem sultan, karena bobot ikan yang dipilih rata-rata memepunyai berat 2,5 ons hingga 4 ons per ekor serta memiliki telor. Selain di pepes, menu berbahan baku ikan nilem sultan juga ada yang digoreng serta dipindang.
"Ajib lah, utamanya telornya itu. Disantap dengan nadi timbel dan sambel juara lah, " ujar Arif Surachman SH, saat santap siang di RM Tohuy.
Ny. Congcong, langganan RM Tohuy tak bisa menutupi kekaguman akan beragam menu yang diracik rumah makan itu.
Baca Juga: Ramalan Zodiak 24 September 2021: Gaya Hidup Aries Menjadi Lebih Baik Hari Ini, Taurus dan Gemini?
"Suami saya dan rekan-rekannya acapkali memesan pepes ikan nilem sultan, karena faktor telurnya yang besar dan racikan bumbunya yang pas di lidah. Okeh lah pokoknya, " ujar dia.
Menurut penyuka musik latin ini, nilem ukuran tersebut sangat jarang, sehingga ia pun membuka kesempatan bagi para pembudidaya ikan untuk menyalurkan produksi ikan nilemnya ke RM Tohuy dengan harga lebih bersaing.
"Kemudian, populasi ikan nilem kebanyakan tersentralisasi di wilayah Priangan Timur. Tak heran banyak orang sunda yang merantau di Bandung, Jakarta, Sumatra dan lainnya langsung respon hingga order saat melihat postingan menu buhun yang saya sajikan," ujar mantan chef di Sebuah hotel berbintang di Bandung ini.
