Pertanian dan Permintaan Domestik Stabil, Dua Faktor Perekonomian Priangan Timur Bertahan pada Masa Pandemi

- 30 November 2021, 22:07 WIB
Sejumlah pimpinan kota dan kabupaten di Priangan Timur menggelar Deklarasai Kebangkitan Perekonomian Priangan Timur di Hotel Grand Metro Kota Tasikmalaya, Selasa 30 November 2021.*
Sejumlah pimpinan kota dan kabupaten di Priangan Timur menggelar Deklarasai Kebangkitan Perekonomian Priangan Timur di Hotel Grand Metro Kota Tasikmalaya, Selasa 30 November 2021.* /Kabar-Priangan.com/Asep MS

"Namun, beberapa indikator kesejahteraan lainnya masih belum membaik. Indikator kesejahteraan masyarakat yaitu tingkat kemiskinan di kabupaten/kota Priangan Timur masih cukup tinggi, menyebar pada peringkat menengah ke bawah di Jawa Barat," ucapnya.

Sebaliknya, ujar Darjana, indeks pembangunan manusia (IPM) relatif masih rendah dan berada pada kelompok peringkat bawah kabupaten/kota se-Jawa Barat.

Baca Juga: Jelang Nataru, Kendaraan yang Hendak Masuk Ciamis dan Pangandaran Mulai Diperiksa di Sejumlah Titik

"Masih tingginya kemiskinan dan rendahnya IPM, kami perkirakan sejalan dengan rendahnya investasi di Priangan Timur yang pangsanya 0,02% terhadap Jawa Barat," katanya.

Bahkan, lanjut Darjana, dibandingkan dengan kabupaten/kota se-Jawa Barat, investasi PMDN maupun PMA di Priangan Timur menempati posisi terendah. Sehingga melalui FEPT dilakukan pencanangan deklarasi pemerintah daerah untuk mengakselerasi pemulihan ekonomi.

Dalam deklarasi tersebut, Bank Indonesia Tasikmalaya bersama Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan semua pemangku pimpinan di kota dan /kabupaten di Priangan Timur bersama-sama menyatakan komitmennya.

Baca Juga: Panik Terjadi Longsor Susulan, Warga Karangtengah Garut Kembali Mengungsi

"Kami berkomitmen mengimplementasikan khususnya Keppres Nomor 87 tentang Investasi di wilayah Jabar Selatan. Komitmen itu diperlukan untuk menyongsong tahun 2022 agar perekonomian segera pulih dan pemulihannya lebih cepat daripada wilayah lain," katanya.

Daerah-daerah di Priangan Timur sendiri, ujar Darjana, merupakan produsen sektor pertanian karena jumlah masyarakat di wilayah Jabar Selatan paling banyak ada di sektor pertanian.

"Bahkan selain sektor pertanian dari agrobisnis, juga ada sektor perikanan maritim dan sektor parawisata. Ditambah dari grand ekonomi seperti energi baru terbarukan yang melibatkan juga sektor-sektor lain," ujar Darjana.

Halaman:

Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x