KABAR PRIANGAN - Dampak adanya pandemi covid-19, jumlah perajin batik secara nasional menurun drastis hingga 80 persen. Perajin batik yang asalnya berjumlah sekitar 131.568 orang, berkurang menjadi sekitar 25 ribuan orang.
"Dampak pandemi berpengaruh signifikan terhadap industri perajin batik ditanah air. Perajin batik menurun hingga 80 persen, salah satu paktornya adalah imbas dari merosotnya penjualan kain batik," ujar Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Jawa Barat Atalia Praratya Kamil saat meresmikan Rumah Belajar Batik di Jalan Perintis Kemerdekaan Kecamatan Kawalu Kota Tasikmalaya, Sabtu 20 Agustus 2022.
Penurunan jumlah perajin batik ujar Ibu Cinta (panggilan akrab Atalia) juga terjadi pada perajin batik di Jawa Barat. Jika sebelum pandemi perajin batik di Jawa Barat ada sekitar 3.000 perajin, kini tinggal sekitar 600 perajin saja.
Baca Juga: Nekat Nyambi Jual Miras, Pedagang Buah di Tasikmalaya Diamankan Polisi
"Tapi sekarang dengan kondisi kasus Covid-19 melandai, perajin batik mulai bangkit lagi, termasuk di Jawa Barat," katanya.
Atalia mengatakan, potensi batik di Jawa Barat, dari sisi kapasitas produksi dan ceruk memang masih kalah dibanding Jawa Tengah atau Jawa Timur.
"Namun Jawa Barat menjadi pionir penerapan teknologi dan inovasi batik di tanah air. Misalnya fraktal (rumus) batik, alat fotonik batik dan pendulum batik adanya di Jabar. Kalau bicara kualitas atau motif, semua batik di Indonesia sama indahnya, sama bagusnya," jelas Atalia.
Baca Juga: Barracuda dan Humvee Kawal Napak Tilas Alumni Manajemen FE Unsil Tasikmalaya