KABAR PRIANGAN - Pemerintah sudah memberikan tanda-tanda akan menaikkan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) khususnya jenis BBM Pertalite dan Solar Subsidi.
Saat ini Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) tengah mengalkulasikan harga BBM tersebut supaya kenaikan harga tidak berdampak pada penurunan daya beli.
Sebelumnya muncul isu bahwa harga BBM jenis Pertalite akan naik menjadi Rp 10.000 per liter dari harga yang saat ini hanya Rp 7.650 per liter.
Baca Juga: Sinopsis Film Mencuri Raden Saleh, Berikut Ini Keseruannya!
Dilansir kabar-priangan.com dari antaranews.com, Anggota Komisi VI DPR RI Rieke Diah Pitaloka mengatakan seharusnya harga Bahan Bakar Minyak (BBM) bersubsidi tidak naik karena alokasi anggaran di APBN untuk subsidi energi angkanya meningkat tiga kali lipat..
"Di tengah pernyataan, kenaikan alokasi APBN untuk subsidi energi yang mencapai Rp502 triliun. Artinya, subsidi naik tiga kali lipat dari tahun sebelumnya, namun terjadi kontradiksi yaitu harga BBM bersubsidi justru direncanakan akan naik," kata Rieke dalam Rapat Kerja (Raker) Komisi VI DPR bersama Menteri BUMN di Kompleks Parlemen, Jakarta, Rabu.
Menurut Rieke tatkala alokasi anggaran negara untuk subsidi energi naik, seyogyanya harga jual BBM kepada rakyat tidak naik.
Baca Juga: Pertalite Subsidi Diperkirakan Habis pada Oktober 2022, Harga BBM Bersubsidi Akan Naik
Oleh karena itu, dia mempertanyakan kenapa harga jual BBM untuk rakyat malah akan naik padahal alokasi dana di kas negara untuk subsidi BBM meningkat.