Perajin Tahu Tempe Jabar Akan Mogok Selama Tiga Hari. Dampak Harga Kedelai yang Terus Naik

- 24 Oktober 2022, 22:20 WIB
Seorang pekerja di salah satu tempat produksi tahu di Kampung Nagrog, Indihiang Kota Tasik tampak masih memproduksi tahu, Senin, 24 Oktober 2022*
Seorang pekerja di salah satu tempat produksi tahu di Kampung Nagrog, Indihiang Kota Tasik tampak masih memproduksi tahu, Senin, 24 Oktober 2022* /kabar-priangan.com/Asep MS/

KABAR PRIANGAN - Menyikapi harga kedelai yang masih tetap tinggi, Paguyuban Perajin dan Pedagang Tahu dan Tempe Jawa Barat sepakat melakukan mogok produksi dan jualan. Hal itu sesuai surat edaran dari Paguyuban tahu tempe Jawa Barat no 009/PTT/JBR/X/2022.

Dalam surat edaran yang ditandatangani Ketua Paguyuban Tahu Tempe Jawa Barat, HM Jamaludin tersebut, rencana aksi mogok produksi dan jualan tersebut akan dilakukan selama tiga hari, yaitu pada Jumat – Minggu, 28 -30 Oktober 2022.

Dengan mogok produksi Paguyuban Perajin dan Pedagang Tahu Tempe Jawa Barat pada tiga hari tersebut, maka di pasaran para pedagang tidak akan berjualan tahu dan tempe Sejak Sabtu 29 Oktober 2022 hingga Senin 31 Oktober 2022.

Baca Juga: Detk-detik Tabrakan Maut di Cibalong Garut, Empat Orang Tewas Seketika, Termasuk Bayi yang Sedang Dikandung

Keputusan itu berdasarkan hasil musyawarah paguyuban perajin dan tahu tempe Jawa Barat yang digelar pada Sabtu 22 Oktober 2022 di Jalan terusan Pasir Koja yang dihadiri perwakilan dari berbagai wilayah.

Hasil musyawarah tersebut juga menyepakati harga penjualan tahu cetak maupun tahu kukus naik menjadi Rp 5.000 per papan atau naik 10-15 persen. Sedangkan untuk tempe menyesuaikan.

Terkait rencana tersebut, produsen dan pedagang Tahu Tempe di Kota Tasikmalaya mengaku belum semua mengetahuinya.

Baca Juga: Kandungan Cemaran EG 5 Obat Sirup Lebihi Ambang Batas Aman, BPOM Kini Uji Semua Produk Sirup Pabrik yang Sama

Koordinator Forum Perajin Tahu dan Tempe Kota Tasikmalaya, Epan Efendi mengatakan, terkait rencana mogok tersebut, untuk di wilayah Tasikmalaya belum ada keputusan.

"Kemarin kami memang sudah koordinasi, tapi mau dirundingkan terlebih dahulu. Jadi belum ada keputusan mau ikut mogok atau tidak. Saya berum bisa memastikan," ujar Epan, Senin (24/10/2022).

Namun lanjut dia, jika memang keputusannya sudah jelas, dirinya siap mengikuti bagimana sikap kebanyakan para perajin.

Baca Juga: Tanaman Padi di Garut Terdampak Banjir dan Longsor Gagal Panen

Memang ujar dia, saat ini harga kacang kedelai terus naik setiap hari sebesar Rp 100 – Rp 200 per kg setiap hari.

“Sekarang harga kedelai sudah di angka  Rp 13.500/kg. Sehingga perajin dan pedagang jadi kolaps, khususnya perajin,” kata Epan.

Idealnya kata Epan harga kedelai itu Rp 7.000 hingga Rp 8.000 per kilogram. Namun sejak pandemi, harga terus melonjak.

Baca Juga: Selangkah Lagi Dikontrak UFC, Ini Motivasi Terbesar Jeka Saragih: Sangat Ingin Kampung Saya Jalannya Dibagusin

Kondisi tersebut sudah barang tentu membuat usaha para perajin dan pedagang tahu dan tempe terpuruk. Klimaksnya, sejumlah perajin tahu dan tempe di Kota Tasikmalaya berhenti produksi alias tiarap, khususnya perajin dengan skala kecil

Apalagi kata dia, usaha perajin tahu juga terpuruk akibat adanya Penyakit Mulut dan Kuku pada  (PMK) yang mengakibatkan ampas tahu tidak laku.

Biasanya ampas tahu dijual untuk makanan sapi perah dan hasilnya cukup lumayan membantu. "Ampas tahu itu kan ibaratnya tabungan terakhir bagi perajin tahu mah pak," katanya.

Baca Juga: Sungai Ciwadori Meluap, 10 Rumah di Desa Buniseuri Cipaku Ciamis Terendam Banjir

Dia melanjutkan, hantaman yang diterima para perajin tahu tempe tak berhenti sampai disitu.

Selanjutnya, para perajin dihantam oleh naiknya harga BBM yang mengakibatkan biaya produksi melonjak dan nilai tukar dolar ikut naik. Imbasnya, harga kacang kedelai ikut naik.

Ditambah lagi sekarang penjualan tahu dan tempe di pasar sepi, karena sekarang musim hujan.

Baca Juga: Korban Kebakaran Terima Bantuan dari Bupati dan Baznas Garut

“Sementara harga masih tetap, karena sulit untuk dinaikan dalam kondisi ekonomi seperti ini. Kalau harga jual dipaksa dinaikan, penjualan pasti menurun. Jadi penjualan turun, bahan-bahan naik. Semua bingung,” katanya.

Dia mengakui, menyiasati masalah ini, beberapa bulan lalu para perajin sempat menaikan harga jual tahu dan tempe.

“Untuk bisa normal lagi, dibutuhkan waktu sekitar satu hingga dua bulan. Makanya pintar-pintar perajin aja untuk mempertahankan usaha. Ada yang ukurannya diubah dan segala macam," ujarnya.

Baca Juga: Ribuan Warga Panjalu Ciamis Mengikuti Prosesi Adat Nyangku, Ritual Penyucian Benda Pusaka di Bulan Maulid

Saat ini ujar dia, harga terendah tahu di pasaran Rp 300 per buah atau Rp 3.000 per bungkus. Untuk tempe itu Rp 2.000 per buah, dengan ukuran lebih kecil.

"Harapannya pemerintah dapat melakukan penanganan terkait melonjaknya harga kacang kedelai. Soalnya sudah dari Agustus itu terus naik sampai sekarang," ujar dia.***

Editor: Zulkarnaen Finaldi


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah