Baca Juga: Mengungkap Batu Mirip Struktur Menhir di Situs Pasir Pabeasan Ciuyah Sumedang
Lantas Ebo mempekerjakan dua orang pegawai untuk membersihkan tanaman liar selama tiga bulan lalu dilanjutkan sampai penanaman pohon porang hingga perawatan.
Selanjutnya dia membuat kesepakatan bagi hasil dari penjualan porang dibagi tiga dengan rekan yang merawatnya.
Ebo sangat yakin akan hasil yang didapat dari menanam pohon porang dari bertanya dengan rekannya serta informasi yang dia dapat melalui media sosial.
Namun setelah panen tiba ternyata tidak sesuai harapannya, ribuan pohon porang justru terbengkalai. Ebo tidak tahu kemana memasarkan hasil panennya.
Ia mengaku bukan hanya dirinya yang merasa rugi, sejumlah petani porang di wilayah lain seperti dari wilayah Garut pun bernasib sama dengannya.***