Cermat Memilih Pola Asuh Anak Sangat Penting bagi Para Orangtua, Hindari 7 Hal Ini!

5 Februari 2023, 13:51 WIB
Ilustrasi: Cermat memilih pola asuh hindari tujuh hal.* /kabar-priangan.com/Gambar karya: Shima Nuriadaiba/

 

KABAR PRIANGAN - Kondisi pola asuh merupakan "cetakan" yang dapat membentuk kepribadian anak. Masa kanak-kanak merupakan awal berkembangan yang sangat penting karena memengaruhi mentalitas anak ketika dewasa kelak.

Terdapat banyak jenis pola asuh, diantaranya pola asuh yang otoriter, demokratis, dan permisif. Pilihan pola asuh tentu berhubungan dengan kepribadian, pola pikir, dan kesadaran kedua orangtua.

Orangtua tentunya ingin memberikan yang terbaik untuk anak. Karena itu pola asuh orangtua sangat memengaruhi tumbuh kembang anak. Tapi sebagaimana manusia pada umumnya, orangtua terkadang melakukan kesalahan yang tidak disadari.

Dilansir dari akun Instagram @parenting_aisahdahlan yang diunggah 10 Januari 2023, ada tujuh hal yang sebaiknya dihindari dalam pola asuh, yaitu:

1. Sering mengeluarkan kata-kata sumpah serapah, makian, dan kutukan pada anak.
Kata yang diucapan orang tua bisa menjadi doa untuk buah hatinya. Apalagi kaat atau kalimat hardikan bisa merusak sel otak anak.

Jangan pernah lakukan ini, karena anak akan meniru, bahkan ia juga bisa melakukannya kepada orangtua.

Baca Juga: Mudah dan Murah Cocok untuk Temani Akhir Pekan Anda, Ini Resep Pisang Nugget Varian Toping

2. Membanding-bandingkan anak, baik dengan saudara kandungan sendiri (sibling) maupun dengan anak lain.
Mungkin maksudnya ingi menyemangati, tapi percayalah membanding-bandingkan anak dengan anak lain bukan cara yang tepat. Justru rasa percaya diri anak atau kepercayaan anak terhadap orangtua akan menurun.

3. Menasehati atau memarahi anak di depan orang lain
Menasehati anak di depan orang lain akan membuatnya malu karena tampak bodoh. Apalagi kalau sampai memarahi, anak akan merasa kehilangan harga diri. Dan kemungkinan orang lain memrundung (bully) dirinya lebih besar.

“Ibunya saja memarahi dia, berarti kita juga bisa memarahinya”, itulah sinyal yang ditangkap oleh orang lain saat anak dimarahi oleh orangtua di depan umum.

4. Menyetir anak agar menjadi seperti yang orangtua inginkan
Orangtua harus tanyakan pada anak, apakah ia menyukai apa yang orangtua berikan? Misalnya memasukanya ke les mata pelajaran tertentu, atau diikutkan les renang, tari, bela diri. Jangan sampai hal tersebut membuat anak stres, meskipun orangtua bermaksud memberikan yang terbaik untuk anak.

Baca Juga: Ini Sajak Jante Arkidam, Cerita Robin Hood Sunda yang Dilombakan dalam Pasanggiri Maca Sajak Singrancage 2023

5. Selalu meminta anak memperoleh nilai terbaik dan tidak menolelir kegagalan
Orangtua yang bijak akan memberi ruang untuk anak melakukan kesalahan dan membiarkan mereka belajar dari kegagalan yang pernah dialaminya. Karena menyadari pentingnya kegagalan untuk membuat anak lebih sabar dan kuat.

Akan tetapi orangtua terkadangan ingin anak melakukan hal yang selalu benar, menerapkan cara perfeksionis, dimana anak tidak boleh gagal sekali pun.

6. Jarang berinteraksi atau mengobrol bebas dengan anak
Hanya sekadar memakaikan anak baju, memandikan, menyuapi, meninabobokan tidaklah dapat dikatakan berinteraksi dengan anak. Orangtua harus tahu apa kesukaannya, pelajaran apa yang mereka anggap sulit, siapa teman dekat mereka, siapa guru yang mereka sukai, apa yang terjadi hari ini di sekolah?

Baca Juga: SPS Gelar Kongres Saat Hari Pers Nasional 2023 di Medan, Salah Satu Agendanya Memilih Ketua Umum Baru

Orangtua akan mengetahui banyak hal tentang anak-anak ketika mengobrol bebas dan lepas dengan mereka.

7. Malas meng-upgrade diri dengan ilmu parenting terkini
Orangtua tidak mau tahu dengan ilmu pengasuhan atau parenting terkini berarti tak mengerti bahwa ilmu dapat meningkatkan derajat manusia. Banyak hal yang perlu dipelajari karena hubungan orangtua dengan anak bisa menjadi sesuatu yang sangat rumit.

Orangtua harus terbuka dengan segala perubahan dan mau terus belajar. Sebagaimana salah satu hadis yang mengatakan tuntutlah ilmu dari buaian hingga liang lahat.*

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler