Bisakah Mabuk Cinta Menjadi Penyakit yang Berbahaya? Simak di Sini!

10 Februari 2024, 19:53 WIB
Cupid adalah dewa cinta, bisakah mabuk cinta menjadi bahaya?*/PNGtree /

KABAR PRIANGAN - Orang seringkali menggambarkan penyakit cinta adalah patah hati. Tapi, mabuk cinta merupakan keadaan emosional yang lebih mendalam, dimana seseorang mulai terobsesi dengan ketidakmampuan untuk memiliki atau bersama dengan seseorang yang diinginkan.

Cinta bisa menjadi hal yang indah, namun bisa juga memiliki hal yang tidak menyenangkan. Penyakit cinta mengacu pada perasaan yang kuat yang muncul karena tidak mampu bersama dengan orang yang dicintai secara fisik dan emosional, yang disebabkan oleh banyak situasi yaitu:

1. Tidak bisa menyatakan cinta kepada orang yang dicintai

2. Orang yang dicintai meninggal dunia

3. Merasakan cinta yang tak terbalas

4. Putus hubungan dengan orang yang dicintai

Baca Juga: Bawaslu Temukan Praktik Money Politics pada Kampanye Pemilu 2024 di Pangandaran

Meskipun penyakit cinta bukanlah sebuah kelainan atau gangguan yang diakui secara resmi, namun para ahli berpendapat bahwa penyakit ini dapat memberi dampak besar pada kondisi tubuh. Seperti psikosomatis dan perubahan perilaku yang bisa sampai pada tingkat akut.

Penyakit cinta hampir mirip dengan limerence yaitu keadaan pikiran yang dihasilkan dari perasaan romantis dan non romantis terhadap orang lain, dan biasanya mencankup pikiran yang mengganggu, melankolis, atau keprihatian yang tragis terhadap objek yang sangat disenangi, serta keinginan membentuk atau mempertahankan hubungan dengan objek tersebut.

Baca Juga: Warga Pangandaran Lapor Polisi Diduga Namanya Dicatut Mafia Tanah di Kawasan Tanjung Cemara

Limerence juga dapat didefinisikan sebagai keadaan keinginan kuat yang tidak disengaja terhadap seseorang, ditandai dengan pikiran yang mengganggu dan keinginan untuk menjalin hubungan dan timbal balik. Namun karena tidak ada standar medis, sehingga sulit untuk membedakan antara penyakit cinta dan limerence. 

Gejala Mabuk Cinta

Kenyataannya mabuk cinta memiliki banyak bentuk. Di bawah ini merupakan beberapa gejala mabuk cinta dan diantaranya dapat berupa prilaku yang impulsif.

1. Kehilangan konsentrasi

2. Insomnia

3. Depresi

4. Keasyikan yang berlebih

5. Menimbun barang-barang milik orang yang dicintai

6. Kecemasan

Baca Juga: Keren! Speech Composer Eka Gustiwana Buat Kompilasi Janji-Janji Capres Dalam 3 Menit

Perasaan sedih, duka, atau frustrasi yang hebat dapat muncul ketika berada di dekat orang yang disukai. Pun sebaliknya, dorongan seksual yang penuh gairah dapat berkembang, atau keinginan terus menerus menyentuhnya.

Mabuk cinta juga dapat terlihat dari gejala fisik, seperti jantung yang berdetak lebih kencang ketika memikirkan objek cinta, dan pupil mata membesar, yang merupakan tanda khas jatuh cinta.

Tapi jatuh cinta juga dapat memberikan dampak positif, misalnya harga diri yang meningkat, suasana hati yang membaik secara signifikan, dan tanda-tanda baik lainnya. Bagaimana pun, cinta terjadi tidak selalu rasional.

Psikologi dan Neurologi Penyakit Cinta

Cinta dihasilkan dari banyak reaksi kimia di otak. Tiga neurotransmitter yang terkait dengan gairah seksual yaitu dopamine, serotonin, dan noradrenalin, juga merupakan senyawa yang memiliki kaitan dengan prilaku obsesif dan motivasi.

Baca Juga: Jelajahi Keindahan Bukit Panyangrayan, Wisata di Tasikmalaya yang Sajikan Keindahan Alam Indah nan Memesona

Ketika neurotransmitter tersebut melimpah di otak, perilaku obsesif juga berkembang. Ketidakmampuan untuk tidur, terus menerus menunggu orang yang dicintai menelepon, dan mengabaikan tanggung jawab lain adalah hal yang biasa terjadi.

Pada titik ini, perilaku akan sangat dipengaruhi oleh respon dan reaksi orang yang dicintai. Jika semuanya berjalan dengan baik, neurotransmitter di otak akan berkurang dan mengembalikan kondisi pada diri sendiri yang apa adanya.

Namun jika tidak terbalas, atau karena tidak bisa mengungkapkan perasaan tersebut, besar kemungkinan bahan kimia yang berada di dalam otak menjadi terganggu, dan mengarah pada prilaku yang tidak biasa. Seperti prilaku kompulsif yang bisa membahayakan.

Bisakan Penyakit Cinta Menjadi Berbahaya?

Meskipun penyakit cinta seringkali terjadi dan umum, tetapi ada faktor-faktor tertentu yang dapat berpotensi membahayakan diri. Perilaku tersebut terjadi pada seseorang yang sedang tidak stabil kemudian dimabuk cinta. Sehingga muncul beberapa perilaku seperti:

1. Menjadi depresi dan cemburu pada hal-hal kecil

2. Selalu memeriksa ponsel atau computer

3. Mulai menguntit si objek cinta

4. Mengambil atau mencuri barang-barang milik si objek cinta

Perilaku-perilaku tersebut mungkin tampak tidak berbahaya, tetapi lama-lama akan menjadi sesuatu yang tidak terkendali. Pada titik itu, perilaku orang yang mabuk cinta akan mulai berdampak buruk pada kehidupan semua orang yang terlibat. Misalnya seperti:

1. Menjadi kasar saat berada di dekat objek cintanya

2. Mendobrak rumahnya

3. Merugikan diri sendiri

4. Abai pada tanggung jawabnya

5. Bunuh diri

Cara Mengatasi Mabuk Cinta

Sayangnya tidak ada obat ajaib untuk menyadarkan seseorang dari kondisi mabuk cinta. Tapi ada beberapa cara untuk mengembalikan diri ke kondisi semula yaitu:

1. Mengalihkan pikiran 

2. Memulai hobi baru

3. Berolahraga

4. Berinteraksi atau mengobrol dengan orang lain

5. Fokus pada tanggung jawab sehari-hari

6. Menghindari objek cinta

7. Menjaga dorongan seksual

8. Menjalani sesi terapi pada profesional

Itulah pengertian mabuk cinta yang tampak sepele tapi bisa saja menimbulkan penyakit dan prilaku yang membahayakan.***

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler