Tubuh kemudian mengharapkan untuk menerima kalori (energi) dan memberi sinyal kapan makan harus dihentikan dengan membuat seseorang merasa kenyang atau puas. Namun pemanis, baik gula biasa maupun pemanis buatan tidak memberikan energi seperti yang diharapkan tubuh, sehingga tubuh terus memberi sinyal lapar.
Baca Juga: VVINX Gril Band Asal Tasikmalaya Terhenti Langkahnya di Indonesia's Got Talent pada Babak Judge Cuts
Resiko kesehatan dalam mengonsumsi aspartam
Meskipun dianggap lebih sehat dari gula dan aman dikonsumsi dalam jumlah sedang, namun beberapa penelitian mengaitkan konsumsi aspartam dengan kanker.
Satu penelitian observasional terhadap lebih dari 100.000 orang dewasa di Prancis menyimpulkan bahwa individu yang mengonsumsi pemanis buatan dalam jumlah yang lebih besar, terutama aspartam, memiliki risiko kanker yang sedikit lebih tinggi.
Aspartam juga dapat menyebabkan sakit kepala, kejang, dan depresi, demikian hasil beberapa penelitian.
Baca Juga: Masa Libur Sekolah, Pengunjung Pantai Karapyak Pangandaran Malah Turun hingga 50%, Ini Penyebabnya
Namun, FDA dan American Cancer Society masih menganggap aspartam aman untuk dikonsumsi manusia.
Robert Rankin, presiden Calorie Control Council, sebuah asosiasi internasional yang mewakili makanan dan minuman rendah dan rendah kalori, mengatakan bahwa ada konteks yang hilang dari "klaim yang menyesatkan" dari IARC.
"Konsumen berhak mendapatkan fakta, dan faktanya aspartam aman dan merupakan salah satu bahan makanan yang paling banyak diteliti, itulah sebabnya Dewan Pengendalian Kalori sangat prihatin dengan pernyataan yang tidak berdasar dan menyesatkan yang bertentangan dengan ilmu pengetahuan selama puluhan tahun dan persetujuan peraturan global," katanya kepada CBS News.