Risiko Wabah Hantui Gaza Palestina, WHO: Penyakit Dapat Membunuh Lebih Banyak Orang daripada Bom

29 November 2023, 06:00 WIB
Kekurangan air minum meningkatkan risiko penyebaran penyakit pencernaan di Jalur Gaza Palestina.*/ Reuters/ Ibraheem Abu Mustafa /

KABAR PRIANGAN - Lebih banyak orang yang meninggal akibat penyakit daripada akibat pemboman di Jalur Gaza Palestina, jika sistem kesehatan dan sanitasi tidak diperbaiki, demikian diungkapkan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

Infrastruktur penting di Gaza telah lumpuh akibat kekurangan bahan bakar dan pasokan, ditambah serangan fatal terhadap rumah sakit dan fasilitas Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) oleh militer Israel.

"Pada akhirnya kita akan melihat lebih banyak orang yang meninggal karena penyakit daripada karena pemboman jika kita tidak mampu menyusun kembali sistem kesehatan ini," kata Margaret Harris, juru bicara WHO, dalam sebuah pertemuan di Jenewa, Selasa, 28 November 2023.

Baca Juga: Hari ke-53 Perang Israel-Hamas Palestina: Berikut Daftar Peristiwa Penting yang Terjadi 28 November 2023

Ia menggambarkan runtuhnya Rumah Sakit al-Shifa di Gaza utara sebagai sebuah tragedi dan ia juga menyuarakan keprihatinan tentang penahanan beberapa staf medis oleh pasukan Israel pada awal bulan ini.

Mengenai kondisi saat ini, Margaret Harris mengutarakan keprihatinannya tentang meningkatnya wabah penyakit menular di Gaza, terutama penyakit diare. Mengutip laporan PBB tentang kondisi kehidupan para pengungsi di Gaza utara, ia mengatakan: "Tidak ada obat-obatan, tidak ada kegiatan vaksinasi, tidak ada akses ke air bersih dan kebersihan, dan tidak ada makanan."

Risiko Wabah Menghantui Gaza

Semua layanan sanitasi utama telah berhenti beroperasi di Gaza, hal ini meningkatkan prospek lonjakan besar penyakit pencernaan dan infeksi di antara penduduk setempat, termasuk kolera. Bagi 2,3 juta penduduk Gaza, yang separuhnya adalah anak-anak, mendapatkan air minum menjadi hal yang nyaris mustahil. WHO telah mencatat lebih dari 44.000 kasus diare dan 70.000 infeksi saluran pernapasan akut, tetapi angka sebenarnya diperkirakan jauh lebih tinggi.

Baca Juga: 3 Mahasiswa Palestina Ditembak di Vermont Amerika Serikat, Seorang Terduga Pelaku Ditangkap

Badan kesehatan PBB tersebut mengatakan bahwa mereka sangat prihatin bahwa hujan dan banjir, dan musim dingin yang semakin dekat akan membuat situasi yang sudah mengerikan menjadi lebih buruk.

James Elder, juru bicara dari badan PBB untuk anak-anak di Gaza, mengatakan kepada para wartawan melalui sambungan video bahwa rumah sakit penuh dengan anak-anak yang menderita luka perang dan gastroenteritis akibat meminum air kotor. "Mereka tidak memiliki akses ke air yang aman dan itu membahayakan mereka," katanya.

Richard Brennan, direktur darurat regional untuk wilayah Mediterania Timur di WHO mengatakan kepada Al Jazeera di awal bulan ini bahwa jika tidak ada perubahan, maka akan ada lebih banyak orang yang jatuh sakit dan risiko wabah besar akan meningkat secara dramatis.

Gencatan Senjata Saja Tidak Cukup

Meskipun telah ada perpanjangan gencatan senjata sementara antara Israel dan Hamas yang diperpanjang dua hari. Kementerian Kesehatan mengatakan tidak ada bahan bakar yang tiba untuk generator di rumah sakit-rumah sakit di bagian utara wilayah itu.

Baca Juga: Amankan Aksi Bela Palestina, Polres Garut Siagakan 500 Personel

Walikota Kota Gaza Yahya al-Siraj mengatakan bahwa tanpa bahan bakar, wilayah tersebut tidak dapat memompa air bersih atau membersihkan sampah yang menumpuk di jalan-jalan, dan memperingatkan akan adanya bencana kesehatan masyarakat.

Pejabat PBB Tor Wennesland memperingatkan bahwa situasi ini adalah bencana kemanusiaan. “Diperlukan masuknya bantuan dan pasokan tambahan secara cepat, dapat diprediksi, dan terus menerus untuk meringankan penderitaan yang tak tertahankan bagi warga Palestina di Gaza," ujar koordinator khusus PBB untuk proses perdamaian Timur Tengah itu.

Saat ini pembersihan sedang berlangsung di Rumah Sakit Al-Shifa, "Kami berharap rumah sakit ini dapat segera melanjutkan aktivitasnya," kata juru bicara kementerian kesehatan Gaza, Mahmud Hammad.

Baca Juga: Hari ke-49 Israel-Hamas Palestina: Rangkuman Peristiwa Penting Tanggal 24 November 2023

Tercatat korban yang jatuh akibat bombardir kejam Israel mencapai lebih dari 14.800 warga Palestina, termasuk 6.150 anak-anak dan lebih dari 4.000 wanita. Hal ini dikonfirmasi oleh otoritas kesehatan di Gaza.***

Sumber: Al Jazeera

 

Editor: Arief Farihan Kamil

Tags

Terkini

Terpopuler