Einstein Pernah Ditawari untuk Jadi Presiden Israel, Ini Alasan Orang Jenius Itu Menolaknya

- 19 November 2023, 12:22 WIB
Salah satu foto Albert Einstein, bersama Donald Russ, Donald Rosenthal '48, dan H. Lee Stern '47 dari Student Hebrew Association, sekira tahun 1947
Salah satu foto Albert Einstein, bersama Donald Russ, Donald Rosenthal '48, dan H. Lee Stern '47 dari Student Hebrew Association, sekira tahun 1947 /Princeton Alumni Weekly/

KABAR PRIANGAN - Ada sebuah ruangan di lantai pertama Princeton’s Center for Jewish Life (CJL) Princeton University bernama Lounge Mandelbaum yang di dalamnya terdapat sebuah gambar besar di dinding yang menggambarkan pertemuan antara Albert Einstein dan Perdana Menteri Israel David Ben-Gurion di Princeton tahun 1951. Saat itu Ben-Gurion sedang berusaha meyakinkan Einstein untuk menjadi presiden pertama Israel. Sayangnya, ia tidak berhasil, Einstein mengatakan bahwa ia tidak memiliki "bakat alami dan pengalaman untuk berhubungan dengan orang lain" dalam kapasitas seperti itu. Tapi ada hal lain yang melatarbelakangi penolakan tersebut. Simak selengkapnya.

Dilansir dari laman Princeton Alumni Weekly, dalam sebuah surat pada 4 Desember 1948 kepada The New York Times, Einstein, bersama dengan 28 anggota terkemuka lainnya dari komunitas Yahudi, menulis bahwa partai politik Israel bernama Tnuat Haherut (Partai Kebebasan) yang dipimpin oleh Menachem Begin, adalah “Sebuah partai politik yang memiliki kemiripan dalam hal organisasi, metode, filosofi politik, dan daya tarik sosialnya dengan partai-partai Nazi dan Fasis. Partai ini dibentuk dari keanggotaan dan pengikut mantan anggota Irgun Zvai Leumi (IZL), sebuah organisasi teroris, sayap kanan, dan chauvinis di Palestina.”

Surat itu Terang-terangan Sebut IZL Sebagai Teroris 

Surat ini memberikan contoh sebuah kejadian pembantaian warga Arab oleh Yahudi di desa Deir Yassin. Desa ini tidak ikut ambil bagian dalam bentuk apapun dalam perang bahkan melawan kelompok-kelompok Arab yang ingin menggunakan desa itu sebagai markas mereka. 

Baca Juga: Bakal Temui Joe Biden di AS, Jokowi Pertegas Posisi Indonesia untuk Palestina dan Sampaikan Hasil KTT OKI

Namun pada 9 April 1948, teroris IZL menyerang desa yang bukan merupakan tujuan militer mereka dan membantai sebagian besar penduduknya; 240 orang termasuk pria, wanita, dan anak-anak dan membiarkan beberapa di antara mereka hidup untuk diarak sebagai tawanan di jalan-jalan Yerusalem. 

Alih-alih merasa malu dan bersalah, kelompok teroris ini justru merasa bangga dengan pembantaian tersebut, mempublikasikannya secara luas, dan mengundang semua koresponden asing yang hadir di negara itu untuk melihat tumpukan mayat dan kekacauan yang terjadi di Deir Yassin. Surat sepanjang lebih dari 700 kata ini menyebut bahwa Insiden Deir Yassin mencontohkan karakter dan tindakan Partai Kebebasan

Halaman:

Editor: Yuni Kartika

Sumber: Princeton Alumni Weekly & archive.org - Albert Einstein Lett


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x