Israel Terus Bombardir Gaza Meski Gencatan Senjata Telah Disepakati

- 23 November 2023, 13:01 WIB
Sejumlah warga mengangkuti para korban dari sebuah gedung yang hancur akibat serangan Israel di Kota Rafah di Jalur Gaza bagian selatan pada Selasa 17 November 2023.
Sejumlah warga mengangkuti para korban dari sebuah gedung yang hancur akibat serangan Israel di Kota Rafah di Jalur Gaza bagian selatan pada Selasa 17 November 2023. /Antara/ Xinhua - Khaled Omar/

KABAR PRIANGAN - Puluhan orang dari satu keluarga tewas di kamp pengungsi Jabalia, Israel terus membombardir Jalur Gaza yang terkepung dalam beberapa jam setelah tercapainya kesepakatan gencatan senjata yang diharapkan mulai berlaku pada hari Kamis, 23 November 2023.

Menteri Luar Negeri Palestina Riyad al-Maliki mengatakan dalam kunjungannya ke London pada hari Rabu, 22 November 2023 bahwa 52 anggota dari satu keluarga terbunuh di kamp pengungsi Jabalia di Gaza utara. "Baru pagi ini, dari keluarga Qadoura di Jabalia, 52 orang telah musnah seluruhnya, terbunuh, saya punya daftar namanya, 52 orang. Mereka musnah seluruhnya, dari kakek hingga cucu," tutur Riyad al-Maliki.

Di Gaza selatan, Tareq Abu Azzoum dari Al Jazeera mengatakan bahwa serangan berat terus berlanjut pada hari Rabu, 22 November 2023 menjelang jeda kemanusiaan. "Daerah-daerah ini dianggap sebagai 'tempat yang aman' untuk mengungsi dari utara, tapi mereka mengalami tingkat pemboman Israel yang sama". Secara terpisah di Khan Younis, lebih dari 100 mayat warga Palestina yang awalnya ditahan di Rumah Sakit al-Shifa di Gaza utara, yang telah berulang kali diserbu oleh pasukan Israel, dimakamkan di sebuah kuburan massal.

Baca Juga: Israel Mulai Rasakan Dampak Serangan ke Palestina, Pertimbangkan Tutup 6 Kementerian Demi Danai Perang di Gaza

Kesepakatan antara Israel dan Hamas, terjadi setelah hampir tujuh minggu perang di wilayah yang terkepung yang telah menewaskan ribuan orang dan membuat ratusan ribu orang lainnya mengungsi.

Rincian kunci dari perjanjian tersebut belum diumumkan, namun diperkirakan akan mencakup pembebasan 50 sandera sipil yang ditahan di Gaza, pembebasan 150 orang Palestina yang ditahan di penjara Israel dan penghentian permusuhan selama empat hari di Gaza. Jeda ini diharapkan bertepatan dengan masuknya bantuan kemanusiaan ke daerah kantong yang terkepung itu.

Kepala Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) Antonio Guterres menggambarkan kesepakatan tersebut sebagai langkah penting ke arah yang benar, namun menambahkan bahwa masih banyak yang harus dilakukan untuk mengakhiri penderitaan.

Baca Juga: Hari ke-47 Rangkuman Peristiwa Penting Perang Israel-Hamas, Rabu 22 November 2023

Kesepakatan tersebut diperkirakan akan mulai berlaku pada Kamis 23 November 2023 pagi waktu setempat. Kesepakatan ini disambut baik oleh kelompok-kelompok hak asasi manusia dan para pemimpin politik sebagai tanda potensi kemajuan menuju akhir pertempuran. Pertempuran yang dimulai pada 7 Oktober 2023 lalu ketika Hamas melancarkan serangan ke Israel selatan yang menewaskan sekitar 1.200 orang, menurut keterangan resmi Israel. Jumlah tersebut sebagian besar adalah warga sipil dan pada insiden itu kelompok bersenjata Palestina juga menawan sekitar 240 orang lainnya.

Israel mengatakan akan terus menghancurkan Hamas dan melancarkan serangan dahsyat ke Gaza. Saat ini kondisi Gaza sudah luluh lantak dan terdapat lebih dari 14.500 orang tewas termasuk lebih dari 5.600 anak-anak. Bersamaan dengan pengeboman tersebut, Israel telah membatasi pasokan makanan, listrik, bahan bakar, dan air untuk lebih dari 2,3 juta penduduk Jalur Gaza meskipun kelompok-kelompok bantuan internasional telah memperingatkan akan terjadinya bencana kemanusiaan.

Para petugas medis telah memperingatkan bahwa penyakit dapat menyebar di tengah kondisi yang mengerikan dan air yang terkontaminasi. Kamp-kamp pengungsi, sekolah-sekolah PBB, dan rumah sakit yang menampung para pengungsi juga menjadi sasaran, dan bantuan kemanusiaan yang mengalir melalui penyeberangan perbatasan dengan Mesir belum cukup untuk mengatasi skala penderitaan.

Baca Juga: Fantastis! Israel Keluarkan Biaya Rp 419 Triliun Setiap Hari untuk Perang dengan Hamas di Palestina

Kelompok-kelompok pengirim bantuan kemanusiaan mengatakan bahwa ambisi utama mereka adalah membawa bantuan ke Gaza utara, lokasi yang sebagian besar tidak dapat diakses dan di mana hampir semua rumah sakit berhenti beroperasi selama serangan udara dan darat yang gencar dilakukan pasukan Israel. "Seluruh sektor kemanusiaan siap untuk meningkatkan bantuan setelah semuanya siap," kata Tommaso Della Longa, juru bicara Federasi Palang Merah dan Bulan Sabit Merah Internasional.

Pihak berwenang Israel Menekankan Bahwa Gencatan Senjata Bukan Berarti Perang Selesai

"Kami sedang berperang, dan kami akan melanjutkan perang sampai kami mencapai semua tujuan kami: untuk menghancurkan Hamas, mengembalikan semua sandera kami dan memastikan bahwa tidak ada entitas di Gaza yang dapat mengancam Israel," tutur Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam sebuah rekaman pesan suara. Juru bicara militer Israel Daniel Hagari mengatakan bahwa implementasi perjanjian tersebut merupakan "proses yang kompleks yang mungkin memakan waktu".

Para pejabat dari negara-negara Arab menyambut baik gencatan senjata ini dan mengatakan mereka berharap hal ini dapat mengarah pada kesepakatan-kesepakatan lebih lanjut di masa depan. Menteri Luar Negeri Arab Saudi Pangeran Faisal bin Farhan Al Saud juga menyambut baik gencatan senjata tersebut, namun menegaskan bahwa peningkatan bantuan kemanusiaan yang dihasilkan dari kesepakatan tersebut "harus tetap berjalan dan harus dikembangkan".

Baca Juga: Pasukan Israel Perintahkan Evakuasi Kepada Rumah Sakit Indonesia, Picu Kepanikan di Fasilitas Kesehatan

Pejabat Qatar Mohammed al-Khulaifi, yang membantu menengahi kesepakatan tersebut, mengatakan bahwa ia berharap kesepakatan tersebut akan mengarah pada kesepakatan yang lebih besar dan gencatan senjata permanen.***

Editor: Helma Apriyanti


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah