Ada Apa di Balik Gelombang Misterius Pneumonia pada Anak di Cina? Ini Kata Para Ahli

- 2 Desember 2023, 05:00 WIB
Cina mengambil langkah atasi lonjakan infeksi pernapasan akut.*/ Antara
Cina mengambil langkah atasi lonjakan infeksi pernapasan akut.*/ Antara /

KABAR PRIANGAN - Cina sedang bergulat dengan lonjakan penyakit pernapasan termasuk pneumonia pada anak-anak. Lonjakan infeksi diperkirakan akan terjadi di negara tersebut pada musim dingin ini, musim dingin pertama di Cina tanpa pembatasan Covid 19 sejak pandemi dimulai pada tahun 2019. Hal yang tidak biasa adalah tingginya prevalensi pneumonia di Cina, kata para ahli epidemiologi.

Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah meminta informasi kepada otoritas kesehatan Cina, termasuk hasil laboratorium dan data tentang tren terbaru dalam penyebaran penyakit pernapasan sejak minggu lalu. Hal ini dilakukan setelah adanya laporan dari ProMed, sebuah sistem pendeteksi awal terjadinya kejanggalan kesehatan di masyarakat tentang adanya pneumonia yang tidak terdiagnosis.

Dalam sebuah pernyataan pada 23 November 2023, WHO mengatakan bahwa otoritas kesehatan Cina telah mengaitkan peningkatan rawat inap sejak Oktober 2023 dengan patogen yang umum diketahui, seperti adenovirus, virus influenza, dan RSV yang cenderung hanya menyebabkan gejala ringan seperti pilek.

Baca Juga: Hari ke-56 Perang Israel-Hamas Palestina: Daftar Peristiwa Penting 1 Desember 2023, Gencatan Senjata Berakhir

Namun, peningkatan jumlah anak yang dirawat di rumah sakit sejak Mei 2023, terutama di kota-kota utara seperti Beijing tercatat disebabkan oleh Mycoplasma pneumoniae, bakteri yang menginfeksi paru-paru. Bakteri ini merupakan suatu bentuk penyakit yang biasanya relatif ringan dan tidak memerlukan istirahat di tempat tidur atau rawat inap, sayangnya, tidak demikian pada tahun ini, pneumonia misterius ini menyerang anak-anak dengan hebat.

Benjamin Cowling, seorang ahli epidemiologi di Universitas Hong Kong mengatakan ia tidak terkejut dengan gelombang penyakit ini. Menurutnya, ini adalah lonjakan musim dingin yang khas pada infeksi saluran pernapasan akut. Ia juga menyebutkan bahwa gelombang penyakit ini terjadi sedikit lebih awal tahun 2023 disinyalir karena meningkatnya kerentanan populasi terhadap infeksi saluran pernapasan yang diakibatkan oleh penerapan aturan saat lockdown COVID selama tiga tahun.

Pola yang Sudah Dikenal

Meningkatnya kembali penyakit pernapasan yang umum terjadi selama musim dingin pertama setelah pelonggaran langkah-langkah pandemi, seperti penggunaan masker dan pembatasan perjalanan, telah menjadi pola yang lazim terjadi di negara lain. Pada November 2022, jumlah orang yang dirawat di rumah sakit karena flu di Amerika Serikat merupakan yang tertinggi pada periode tersebut sejak 2010.

Baca Juga: Inara Rusli Dapat Penghargaan Pada Acara 50 Tahun Hubungan Diplomatik Persahabatan Indonesia - Korea Selatan

Karantina wilayah secara nasional dan langkah-langkah lain yang diterapkan untuk memperlambat penyebaran COVID-19 telah menghambat patogen musiman beredar, sehingga masyarakat memiliki lebih sedikit kesempatan untuk membangun kekebalan terhadap mikroorganisme ini. Francois Balloux, ahli biologi komputasi di University College London mengatakan fenomena ini sebagai utang kekebalan atau immunity debt.

Berbeda dengan negara lain yang bergulat dengan infeksi flu dan RSV selama lonjakan musim dingin pasca-Covid, di Cina infeksi Mycoplasma pneumoniae telah menjadi hal yang umum. Hal ini mengejutkan karena infeksi bakteri sering kali bersifat oportunistik dan muncul setelah infeksi virus, kata Cowling.

Meskipun pneumonia yang disebabkan oleh bakteri biasanya diobati dengan antibiotik yang dikenal sebagai makrolida, ketergantungan yang berlebihan pada obat-obatan ini telah menyebabkan patogen menjadi resisten.

Baca Juga: Argentina vs Mali 0-3 Piala Dunia U17 2023, Ini 5 Fakta 'Les Aigles' yang Mempermalukan Claudio Echeverri dkk

Tingkat Rawat Inap Tinggi

Studi menunjukkan bahwa tingkat resistensi Mycoplasma pneumoniae terhadap makrolida di Beijing adalah antara 70% dan 90%. Resistensi ini mungkin berkontribusi pada tingginya tingkat rawat inap akibat Mycoplasma pneumoniae tahun ini, karena resistensi tersebut menghambat pengobatan dan memperlambat pemulihan dari infeksi bakteri pneumonia, jelas Cowling.

Namun demikian, Christine Jenkins, seorang dokter spesialis pernapasan di UNSW Sydney, Australia mengatakan lonjakan musim dingin selalu menjadi tantangan, tetapi sistem perawatan kesehatan di Cina lebih baik dalam menanggulanginya sekarang daripada sebelum pandemi. Dia juga mengatakan bahwa sistem pemantauan penyakit nasional sudah lebih baik, tes diagnostik dan langkah-langkah untuk menghambat penularan dan mencegah kematian sekarang sudah tersedia.

Jenkins menambahkan bahwa meskipun infeksi disebabkan oleh patogen sudah diketahui, penting untuk melacaknya secara cermat untuk meminimalkan risiko wabah penyakit yang serius. "Kita berada dalam situasi yang sangat berbeda (dengan Covid 19), tetapi saya rasa kita tidak boleh berpuas diri," tuturnya.***

Sumber Nature.com


Editor: Arief Farihan Kamil


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x