Hikmah Ramadan: Puasa Ramadan Diwajibkan Kepada Orang Beriman  

25 April 2021, 14:16 WIB
Dudu Rohman, Wakil Ketua 2 STAINU Kota Tasikmalaya /DOK Pribadi/

 

KABAR PRIANGAN - Puasa adalah ritual ibadah yang mengorbankan fisik untuk tunduk dan patuh kepada Sang Pencipta.

Hal ini membuktikan bahwa keimanan orang yang berpuasa bukanlah hal yang mudah, karena harus mengorbankan dua hal asasi, primer dan fitrah dari manusia, yaitu kebutuhan makan, minum dan naluri seksual.

Terkait dengan puasa ramadan, Allah memanggil orang-orang yang beriman untuk membuktikan keimanannya dengan berpuasa. (Q.S. Al baqoroh; 183).

Buya Hamka menjelaskan, puasa adalah upaya pengendalian diri seorang hamba terhadap dua syahwat dirinya yaitu syahwat perut dan syahwat seks.

Tujuannya,  untuk mendidik iradat atau kemampuan dan dapat mengekang nafsu. Keberhasilan pengendalian diri tersebut akan mengangkat tingkatnya sebagai manusia.

Hakikat puasa ramadan adalah untuk menghindari perbuatan yang tidak bermanfaat, segala panca indra kita harus ikut berpuasa dalam arti mengekang dari hawa nafsu yang merugikan diri kita.

Diriwayatkan dari Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, "Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan zur(perkataan dusta), mengamalkannya, atau tindakan bodoh, maka Allah tidak butuh atas usahanya dalam menahan rasa lapar dan dahaga"(HR. Bukhori).

Hikmah dari hadis tersebut adalah, minum dan makan saja diharamkan bagi orang berpuasa apalagi berdusta, ghibah, bersaksi palsu, mengadu domba perbuatan maksiat lainnya, yang hukum asalnya haram. Tentu hal itu lebih diharamkan bagi orang-orang yang sedang berpuasa.

Pada bulan ramadan ini kita sambut dengan gembira ,bersyukur karena penuh berkah,maka ramadan merupakan bulan zihad, wal ijtihad dan mujahadah.

Zihad seperti membangun masjid, dan lain-lain. Syahrul ijtihad, memperluas ilmu pengetahuan kita seperti kalau di pesantren membaca kitab-kitab kuning, tadarus Alqur’an, dan lainnya.

Syahrul Mujahadah yaitu kita dituntut untuk riyadoh qolbiyah, yaitu memanage hawa nafsu godobiyah agar terkendali dari nafsu yang sangat merugikan, dan kita tentunya jangan dikendalikan oleh hawa nafsu. Tapi kita harus mengendalikan hawa nafsu.***

Oleh :

Dudu Rohman

Wakil Ketua 2 STAINU Kota Tasikmalaya***

 

Editor: Zulkarnaen Finaldi

Tags

Terkini

Terpopuler